Serka Holmes Duga Anaknya Korban Malpraktik, Polisikan Dokter

Regional

Serka Holmes Duga Anaknya Korban Malpraktik, Polisikan Dokter

Goklas Wisely - detikSumbagsel
Sabtu, 15 Jul 2023 23:58 WIB
Tentara yang melaporkan dokter RS Bina Kasih Medan ke Polda Sumut atas dugaan malpraktik.
Foto: Goklas Wisely/detikSumut
Medan -

Anggota Kodam I/Bukit Barisan, Serka Holmes Sitompul, menduga anaknya jadi korban malpraktik saat dioperasi di RS Bina Kasih Medan. Dia melapor ke polisi.

Anak Serka Holmes, RSS (6), mengalami patah tulang tangan usai jatuh bermain kerbau, Kamis (18/5/2023). Lalu dibawa ke RS Bina Kasih Medan. Perawat membersihkan luka, memasang papan, dan memberi perban pada areal luka.

Menurut Holmes, pada Jumat (19/5) sekitar pukul 08.00 WIB, anaknya dioperasi dokter spesialis ortopedi berinisial HP. Operasi memakan waktu 2 jam. RSS dipasang pen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sempat tanya ke dr HP apakah anak saya akan cacat. Tapi dia bilang tidak dan anak saya akan normal seperti semula," urai Serka Holmes, Sabtu (15/7/2023).

Usai operasi, RSS dipindah ke ruang Melati 7. Beberapa jam kemudian, dia menjerit dan mengeluh sakit di bagian kelamin karena pemasangan keteter. Juga ada keluhan sakit di tangan yang dioperasi.

ADVERTISEMENT

Esoknya, Serka Holmes melapor ke perawat karena jari anaknya kaku, pucat, dan membengkak. "Perawat membuka perban dan tangan anak saya dipencet sehingga mengeluarkan nanah luka dari bekas sayatan operasi yang sudah bernanah," bebernya.

Tentara yang melaporkan dokter RS Bina Kasih Medan ke Polda Sumut atas dugaan malpraktik.Tentara yang melaporkan dokter RS Bina Kasih Medan ke Polda Sumut atas dugaan malpraktik. Foto: Goklas Wisely/detikSumut

"Terakhir luka anak saya jadi semakin berat sehingga mau diamputasi. Tapi kami tidak terima dan meminta pertanggungjawaban dokter sampai sekarang," sambungnya.

Serka Holmes melaporkan hal itu ke Polda Sumut, Sabtu (15/7).

Saat dikonfirmasi terpisah, dr HP mengakui memang mengoperasi tangan RSS. Dia membantah melakukan malpraktik atau kelalaian medis.

"Pertama, itu bukan kelalaian medis, melainkan komplikasi atau risiko. Kedua, mungkin saat kecelakaan itu, dia (RSS) sudah alami putusnya pembuluh darah dan baru ketahuan setelah dioperasi," ujarnya.

"Jadi menurut saya (pembusukan itu terjadi karena) sebelum operasi ada pembuluh darah yang pecah di daerah sekitar sikunya. Itu baru ketahuan setelah dua hari operasi," tutupnya.

Sementara Direktur Operasional RS Bina Kasih Rita Ginting enggan merespons dugaan malpraktik. "Nanti koordinasi saja ke bagian pelayanan medis," ujarnya singkat.

Artikel ini telah tayang di detikSumut dengan judul Personel Kodam I/BB Polisikan Dokter RS Bina Kasih Atas Dugaan Malpraktik.




(trw/trw)


Hide Ads