Warga di Desa Muaro Sembapo, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi mendadak tajir. Mereka menerima duit ratusan juta hingga miliaran dampak pembangunan tol.
Ada 151 warga di desa tersebut yang terdampak proyek jalan tol Betung-Tempino. Namun, tidak semua merupakan warga setempat.
"Kalau total pastinya saya belum tahu ya, tetapi yang saya tahu sekitar 151 orang yang menerima ganti untung dan rugi lah istilahnya. Namun dari total itu semuanya bukan asli warga saya di desa ini, karena ada juga warga luar yang punya lahan di desa ini," kata Kades Muaro Sembapo, Wahyu Aditya kepada detikSumbagsel, Rabu (12/7).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wahyu mengatakan lahan yang terdampak mayoritas perkebunan dan sisanya bangunan rumah. Dia menyebut rata-rata warga yang menerima uang ganti untung-rugi itu tidak langsung lantaran prosesnya dilakukan bertahap.
"Uang yang diterima warga ini kan secara transfer ya, dan semua uangnya sudah diterima langsung oleh warga pada Desember lalu, tetapi tidak semuanya menerima karena sistemnya bertahap ya, bertahap itu maksudnya ada yang didata ulang lagi, lalu menunggu sesudah yang lain dibayar, selanjutnya ada yang pas pembayaran tidak datang jadi diatur ulang lagi pembayarannya karena jika ada warga yang tidak hadir saat itu, uang dikembalikan ke negara, setelah hadir baru pengajuan ulang lagi," ujar Wahyu.
Besaran ganti rugi yang diterima warga beragam. Mulai dari jutaan hingga puluhan miliar rupiah.
"Yang menerima ini kan tidak semuanya miliaran ya, yang miliaran tersebut paling besar ya pak Sutaryo itu Rp 19,5 miliar, lalu ada juga yang Rp 9 miliar kemudian Rp 4 miliar dan juga ada yang terima Rp 900 juta, 300 juta terus, puluhan juta juga ada dan terkecil pun ada Rp 3 juta," jelas Wahyu.
Dia mengaku warga di desa nya itu yang paling banyak terima ganti untung pembangunan jalan tol hingga puluhan miliar dibanding desa lainnya.
"Kalau di desa ini kan yang paling besar terima nya itu kan bapak Sutaryo pensiunan ASN di Dinas Perkebunan ya, dia itu dapat besar karena ada 2 lahan bangunan yaitu pertama lahan bangunan rumah dia dan bangun rumah anak nya tanahnya itu sekitar 2 hektare lah," sebut Wahyu.
Wahyu menjelaskan warga yang menerima uang miliaran itu akses kediamannya masuk jalan nasional dan bukan merupakan lahan perkebunan yang masih sekitaran hutan.
"Kalau dari hitungan saya itu ya, pertama mungkin karena desa yang terimbas jalan tol itu dekat jalan nasional dan rata-rata lahan bangunan dan perkebunan juga makanya besar, itu sih itung-itungan saya ya, dan luasan jalan tol itu juga mencapai 10 Kilometer ya, karena progres jalan tol ini kan cuman 15,47 Kilometer dan paling banyak lahan warga di Desa Muaro Sembapo yang menerimanya," ucap dia.
(mud/mud)