Prancis diguncang prahara. Kerusuhan pecah di mana-mana usai seorang remaja, Nahel M (17), tewas ditembak polisi.
Penembakan itu membuat kerusuhan meluas, Selasa (27/7/2023). Tak hanya Paris, tapi merembet ke Toulouse, Dijon, Lyon, Nanterre, dan lain-lain. Puluhan ribu polisi dan garda militer dikerahkan. Hampir seribuan orang atau pedemo ditangkap.
Ironisnya, di tengah situasi krisis, seorang tokoh sayap kanan Jean Messiha menggalang dana untuk polisi penembak Nahel, Florian M, melalui situs online Gofundme. Hasilnya, pada Senin (3/7) terkumpul 853 ribu Euro dari 37.874 donatur. Jika dirupiahkan, sekitar Rp 13,9 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Berbanding terbalik, penggalangan dana untuk Nahel M jauh di bawah donasi untuk polisi Florian. Nenek Nahel mengaku sedih. "Dia merenggut nyawa cucu saya," katanya sebagaimana dikutip dari detikNews.
"Saya memiliki keyakinan pada sistem peradilan. Saya percaya pada keadilan," jelas sang nenek.
Penggalangan dana untuk polisi Florian dikecam politisi dari sayap kiri. Eric Bothorel menyebut langkah Messiha 'tidak senonoh dan memalukan.
"Jean Messiha sedang bermain api," tutur Bothorel.
Ketua Partai Sosialis, Oliver Faure, menulis pesan ke Gofundme. Dia menyebut tindakan memfasilitasi penggalangan dana tersebut sebagai hal 'memalukan'.
Isu rasial mengemuka. "Membunuh seorang pemuda Afrika Utara, di Prancis tahun 2023, bisa memberi Anda banyak uang," sindir anggota parlemen senior sayap kiri, Mathilde Panot.
Nahel, korban penembakan diketahui merupakan warga keturunan Aljazair. Dia dimakamkan pada Sabtu (1/7). Sementara, Florian kini ditahan dan diproses hukum.
Artikel ini telah tayang di detikNews dengan judul Polisi Prancis yang Tembak Mati Remaja Malah Dapat Donasi Rp 13,9 M! Baca selengkapnya di sini.
(trw/trw)