Hari Terakhir PPDB SMA/SMK Babel, Sekolah Kewalahan-Ortu Protes Jalur Zonasi

Bangka Belitung

Hari Terakhir PPDB SMA/SMK Babel, Sekolah Kewalahan-Ortu Protes Jalur Zonasi

Deni Wahyono - detikSumbagsel
Selasa, 27 Jun 2023 15:45 WIB
PPDB SMA/SMK di Bangka Belitung.
Foto: Deni Wahyono/detikcom
Pangkalpinang -

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK tahap 2 semi-online di Bangka Belitung (Babel) bakal berakhir hari ini, Selasa (27/6/2023). Para calon murid baru diminta untuk segera melengkapi berkas pendaftaran mereka. Pihak sekolah pun mengaku sempat kewalahan, namun berusaha menginput data sebaik mungkin.

Hal itu diungkapkan oleh guru dari SMA Negeri 1 Pangkalpinang, Momon. Pihak sekolah, katanya, cukup kewalahan karena banyaknya calon siswa yang baru datang untuk mendaftar. Agar para calon siswa ini dapat terakomodasi semua, pihak sekolah pun menulis data calon siswa secara manual terlebih dahulu.

"Iya, sempat kewalahan. Jadi kita cari solusi terbaik, yakni dengan cara menulis manual semua data calon siswa baru, kemudian diinput ke sistem," kata Momon kepada detikSumbagsel, Selasa (27/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini terjadi karena sedikitnya komputer yang dapat digunakan untuk input data di sekolah tersebut, sementara waktu terbatas. "Memang ada belasan (orang) yang input (melalui komputer), namun tetap waktu tidak cukup. Jadi ditulis manual dahulu, baru malamnya diinput," bebernya.

Salah satu orang tua calon murid baru yang mendaftar pada hari terakhir adalah Sera. Ia mengaku mendatangi SMAN 1 Pangkalpinang di hari terakhir karena dekat dengan lokasi tempat tinggalnya.

ADVERTISEMENT

Namun, Sera dan anaknya harus kecewa karena sang anak tidak bisa mendaftar ke sekolah tersebut. Nilainya terlalu rendah. Hal itu pun sempat membuat Sera kecewa, karena dia menilai seharusnya PPDB sistem zonasi tidak mendahulukan nilai.

"Kita datang ke sini karena ada zonanya. Namun faktanya berbeda. Datang ke sini dengan penuh harapan anak saya bisa diterima di sini (SMAN 1 Pangkalpinang). Tapi hasilnya anak saya tidak bisa diterima. Alasan dari pihak sekolah, nilai anak saya tidak cukup atau tidak memenuhi standar," ungkap Sera saat mengantar berkas pendaftaran, Selasa.

Sera menambahkan, jika berpatokan pada nilai, anaknya tentu sulit masuk ke sekolah tujuannya yakni SMAN 1 Pangkalpinang. Padahal semula ia yakin anaknya dapat diterima di sekolah itu.

"Ya kalau berdasarkan nilai, kita tidak mungkin lewat jalur zonasi. Kita ambil jalur zonasi karena kita sadar anak kita tidak berprestasi dan nilainya di bawah standar," tutup Sera menahan kecewa.

Mengenai hal itu, Momon pun memberikan tanggapan. Menurutnya, dalam sistem jalur zonasi, nilai calon siswa tetap dipertimbangkan.

"Kita ambilnya berdasarkan nilai tertinggi meskipun melalui jalur zonasi. Misal yang diterima 100 siswa, yang daftar ini ada 200 orang. Jadi nilai terendah itu tidak diterima," ungkap Momon.

Dulunya, lanjut dia, memang jalur zonasi hanya mempertimbangkan jarak. Namun saat ini, jarak bukan satu-satunya yang dilihat. Faktor nilai calon siswa juga diperhitungkan.

"Untuk pertama-tama kita berdasarkan jarak, akhirnya hanya (calon siswa) di kawasan terdekat sekolah saja yang masuk. Sedangkan di kawasan lebih jauh seperti Bukit Merapen tidak keterima. Nah, bagi yang pintar dan nilai tinggi tapi jaraknya lumayan jauh malah tidak bisa masuk. Jadi kita sekarang ambil berdasarkan nilai meskipun jalur zonasi," tegasnya.

Pihak SMAN 1 Pangkalpinang sendiri sudah membagi jalur zonasi menjadi tiga bagian, akni Zona 1 (60 persen) meliputi kawasan Gedung Nasional, Kejaksaan, Rawa Bangun, Bukit Merapek, dan Kacang Pedang. Zona 2 (25 persen) meliputi kawasan Batin Tikal, Opas Indah, Masjid Jamik, dan Bukit Sari. Zona 3 (15 persen) meliputi Taman Bunga, Tua Tunu Indah, dan Air Kelapa Tujuh.




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads