Kisah Haru Pelajar Jepang Kompak Tutupi Siswi Berhijab yang Pingsan

Kisah Haru Pelajar Jepang Kompak Tutupi Siswi Berhijab yang Pingsan

Tim detikEdu - detikSumbagsel
Sabtu, 24 Jun 2023 16:00 WIB
Siswi Jepang
Foto: Dok. YouTube Lombok Japan Family
Jakarta -

Beredar video pelajar Jepang membuat barikade menutupi siswi berhijab yang pingsan. Orang tua siswi tersebut terharu, bahkan sampai menangis. Etika dan toleransi anak-anak di sana sangat tinggi.

Dalam video yang diunggah di channel YouTube Lombok Japan Family, terlihat siswa-siswi SMP beraktivitas di lapangan. Mereka bermain tali dalam rangka festival olahraga. Ria, siswi berhijab asal Indonesia, berada di salah satu barisan.

Di tengah aktivitas tersebut, Ria tiba-tiba keluar barisan dan terhuyung-huyung. Salah satu temannya menolong, kemudian diikuti guru dan pendamping menghampiri. Hijab Ria dilepas oleh perempuan pendamping agar mendapat udara segar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak lama kemudian, teman-teman satu barisan Ria membuat barikade sambil berdiri. Aksi ini diikuti pelajar lain. Saat tandu siap, ternyata Ria sudah siuman. Ria dengan tetap mengenakan hijab dipapah keluar lapangan.

Abdurrahman, pengunggah video sekaligus ayah Ria, mengaku terharu atas kejadian tersebut.

ADVERTISEMENT

Seperti apa kejadiannya, simak cerita Abdurrahman di halaman selanjutnya...

"Waktu itu saya lihat murid yang pertama kali bikin barisan itu temen deketnya Ria yang bernama Yuina Chan. Setelah itu, teman yang lain juga ikut serentak bikin barisan dan karena merasa kurang kelihatan wali kelas manggil yang grup kuning untuk ikut baris," kata Abdurrahman dilansir dari detikedu, Kamis (22/6/2023).

"Sangat terharu sampai meneteskan air mata karena nggak nyangka dengan aksi guru dan teman-temannya yang menutupi Ria," tuturnya.

Menurut Abdurrahman, etika dan toleransi anak-anak di Jepang tinggi karena sekolah menerapkan pendidikan karakter. Rata-rata orang Jepang memikirkan perasaan orang lain di atas perasaannya sendiri. Warga Jepang memikirkan terlebih dahulu perbuatannya, apakah menimbulkan kesenangan atau kesedihan.

"Bahkan uniknya kalau orang Jepang memberikan hadiah atau sesuatu itu, kadang susah karena takutnya barang yang diberi tidak menyenangkan," kata Abdurrahman.

Halaman 2 dari 2
(trw/trw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads