3 Kasus Besar RS Dituding Lalai ke Pasien Jadi Sorotan di HUT Palembang Ke-1340

3 Kasus Besar RS Dituding Lalai ke Pasien Jadi Sorotan di HUT Palembang Ke-1340

Prima Syahbana - detikSumbagsel
Sabtu, 17 Jun 2023 11:47 WIB
Orang tua bayi korban jari terpotong gunting oleh perawat di RS Muhammadiyah Palembang melapor ke polisi.
Foto: Istimewa
Palembang -

Sederet kasus yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit Palembang menjadi sorotan di Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Palembang ke-1340. Sejak awal 2023, tercatat ada tiga kasus menonjol yang tentunya menjadi bahan evaluasi semua RS di Palembang.

Dari data yang dirangkum detikSumbagsel, ketiga kasus itu terjadi di sejumlah rumah sakit besar ternama di Kota Pempek. Mulai dari kasus jari pasien hampir terpotong hingga pasien meninggal setelah operasi. Berikut rangkumannya.

1. Jari Kelingking Bayi Nyaris Terpotong

Kasus yang pertama yaitu jari kelingking bayi 8 bulan yang nyaris terpotong gunting saat seorang nakes hendak membuka selang infus, sewaktu dirawat di RS Muhammadiyah Palembang (RSMP).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus ini terungkap bermula ketika ayah sang bayi, Suparman (38) awalnya melaporkan ke polisi bahwa telah terjadi dugaan malapraktik yang dialami sang anak di RS tersebut pada Sabtu, 4 Februari 2023.

Dari laporan itu, polisi kemudian melakukan penyelidikan. Bahkan, pihak RS yang mendapat informasi kelalaian yang dilakukan perawat DN, pada Minggu (5/2) pun langsung menonaktifkan DN dari jabatannya.

ADVERTISEMENT

Setelah menjalani pemeriksaan kepolisian, DN sendiri mengakui kelalaiannya hingga peristiwa itu terjadi. Hingga, pada Senin (6/2) polisi pun menetapkan DN sebagai tersangka.

Meski ditetapkan tersangka, DN tidak ditahan karena adanya perdamaian antara DN, pihak RS, dan keluarga sang bayi. Keluarga bayi mendapatkan santunan Rp 250 juta hingga kasus tersebut berakhir damai dan ditutup, pada Senin (13/2).

Orang tua bayi korban jari terpotong gunting oleh perawat di RS Muhammadiyah Palembang melapor ke polisi.Orang tua bayi korban jari terpotong gunting oleh perawat di RS Muhammadiyah Palembang melapor ke polisi. Foto: Istimewa

2. Kelamin Pasien Membusuk

Kasus yang kedua yaitu, kelamin pasien ABG inisial CY (14). CY merupakan anak pegawai pramubakti di RSMH Palembang. Kelaminnya membusuk diduga karena tak dijahit pihak RS usai dilakukan operasi usus buntu terhadapnya pada (30/1).

Pasien yang kala itu semestinya tidak dipulangkan, disuruh pulang dengan alasan kondisi sudah membaik agar bisa pemulihan di rumah, (3/2).

Bukannya sembuh, bekas operasi di bagian vital itu malah mengeluarkan cairan kuning dengan bau yang tak sedap hingga CY sendiri susah untuk buang air kecil dan berangkat dari tempat tidur.

Ibu pasien yang merasa ada kejanggalan pun membuka dugaan malapraktik terhadap putranya itu ke publik pada Jumat, 10 Februari 2023.

Setelah kasus mencuat, RSMH pun buka suara dan menepis tudingan keluarga CY. RSMH menyebut pelayanan yang diberikan sudah sesuai prosedur. Terlebih ibu CY merupakan pekerja di RSMH sehingga tidak mungkin jika CY diabaikan.

Pada Senin (13/2), usai CY dioperasi kedua kali, keluarga masih menyatakan jika kondisi kesehatan CY masih memprihatinkan. Sementara, pihak RS mengklaim jika kondisi CY sudah mulai membaik bisa duduk dan buar air besar. Hasil laboratorium juga menunjukkan perbaikan.

Karena kasus ini tak dilaporkan keluarga CY ke polisi, kasus ini pun diselesaikan secara internal orang tua CY dan pihak RS, mengingat ibu CY merupakan pekerja di RS tersebut.

Keluarga pasien kelamin membusuk menunjukkan bukti foto dugaan malpraktik. (Foto: Istimewa)Keluarga pasien kelamin membusuk menunjukkan bukti foto dugaan malapraktik. (Foto: Istimewa) Foto: Istimewa

3. Bocah Usus Buntu Meninggal Setelah Operasi 3 Kali

Kasus terakhir yaitu, seorang bocah pasien usus buntu 3 kali dioperasi di RSUD Bari Palembang tak kunjung sembuh, hingga meninggal dunia. Kasus ini terungkap bermula dari orang tua pasien yang curhat usai komplain ke pihak RS dan media sosial kemudian viral pada Selasa, 7 Maret 2023 lalu.

Dari situ, pihak RSUD Bari melakukan investigasi internal. Namun dari hasil investigasi, pihak RS mengklaim jika pelayanan yang diberikan sudah sesuai prosedur. Atas permintaan keluarga, pasien pun dirujuk ke RSMH Palembang. Sayangnya, pasien dikabarkan meninggal dunia dalam kondisi memprihatinkan, Minggu (19/3).

Atas kejadian itu, dokter dan perawat RSUD Bari yang tiga kali terlibat melakukan operasi pasien tersebut pada Selasa (31/3), pun diperiksa Subdit Tipidter Polda Sumsel.

Sayangnya, proses hukum tidak berlanjut karena pada Selasa (4/4), polisi mengeluarkan keputusan berdasar hasil penyelidikan bahwa yang dilakukan pihak RS sudah sesuai prosedur. Keluarga korban juga sudah ikhlas atas meninggalnya pasien dan menerima uang damai Rp 50 juta.

Ana, pekerja di RSMH Palembang yang anaknya diduga korban malpraktik usus buntu. (Prima Syahbana/detikSumut)Ana, pekerja di RSMH Palembang yang anaknya diduga korban malpraktik usus buntu. (Prima Syahbana/detikSumut) Foto: Prima Syahbana



(des/des)


Hide Ads