Jalan Rusak Cuma Diperbaiki Pakai Karpet, Warga Minta Kontraktor Tanggung Jawab

Internasional

Jalan Rusak Cuma Diperbaiki Pakai Karpet, Warga Minta Kontraktor Tanggung Jawab

Tim detikTravel - detikSumbagsel
Jumat, 09 Jun 2023 22:21 WIB
Jalan ditutup karpet di India
Foto: Oddity Central
Palembang -

Ada-ada saja akal-akalan kontraktor dan pemerintah mengatasi jalan rusak. Warga sudah telanjur senang dengan jalan yang diperbaiki, ternyata jalan itu cuma ditutup dengan karpet.

Untungnya hal ini tidak terjadi di wilayah Sumatera bagian selatan ataupun di Indonesia. Dilansir detikTravel, aspal jadi-jadian itu ada di India. Tepatnya di Desa Karjat-Hast Pokhari, Distrik Jalna, Maharastra, India.

Masyarakat desa setempat telah bertahun-tahun memohon kepada pemerintah dan perwakilan rakyat untuk perbaikan jalan yang rusak. Memang kemudian proyek perbaikan jalan dimulai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masyarakat menanti dengan senang dan penuh harap agar perbaikan jalan bisa cepat selesai, sehingga mereka bisa menikmati jalan aspal yang lebih mulus. Apalagi dikatakan bahwa proyek itu dikerjakan dengan teknologi Jerman terbaru, yang pasti kualitasnya tidak diragukan lagi.

Sayangnya, harapan tinggal harapan. Masyarakat menemukan bahwa 'aspal' yang mereka lihat di proyek perbaikan jalan itu bukan 100 persen aspal. Melainkan karpet.

ADVERTISEMENT

Ya, jalan yang rusak itu hanya ditutupi karpet sebelum dilapisi dengan aspal tipis. Demi membuktikan bahwa itu benar-benar karpet, warga desa sampai mencoba mengangkat lapisan jalan baru itu. Ternyata benar, jalan itu bisa dengan mudah diangkat dan dilepas dari tanah.

Penduduk desa pun geram. Mereka menyampaikan kritik terutama kepada perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut. Dalam video yang beredar luas di India hingga menjadi viral, warga tampak mengangkat karpet aspal sambil menyampaikan kekesalan mereka.

Menurut warga setempat, jalan yang diperbaiki hanya dengan karpet tentu tidak akan bertahan lama dan cepat rusak juga. Untuk itu, mereka menuntut agar kontraktor, insinyur jalan, serta departemen terkait bertanggung jawab atas pembodohan publik ini.

Semoga hal serupa tidak terjadi juga di Indonesia.




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads