Terkait dengan itu, Aris Saputra pun angkat bicara. Dia mengaku baru mengetahui perkara tersebut dan belum bisa memberi penjelasan lebih lanjut terkait dugaan yang dialamatkan padanya.
"Saya baru tahu, dan saya belum jelas masalahnya karena sedang dinas luar ada rakor. Jadi belum bisa komentar, Dek. Mungkin ini ada miskomunikasi," katanya melalui pesan WhatsApp kepada detikSumbagsel, Rabu (7/6/2023).
Aris mengatakan saat ini dirinya tetap fokus bekerja dengan niat yang baik serta berharap semua yang ada di Satpol PP Sumsel baik-baik saja.
"Saya meyakini semoga semua akan tetap baik-baik saja. Saya tetep fokus kerja dengan niat baik dan kerja baik," ungkpanya.
Sebelumnya, ratusan anggota Satpol PP Sumsel melakukan aksi di Kantor Gubernur Sumsel. Mereka meminta Kasatpol PP Aris Saputra dicopot dari jabatannya karena diduga telah melakukan penganiayaan dan pungli. Dugaan kekerasan dan pungli itu diklaim sudah lama terjadi.
"Ada ratusan yang demo. Kami anggap selama ini dia (Kasatpol PP) arogan terhadap bawahan sering main tangan, mengeluarkan kata-kata kotor, kata-kata yang tidak pantas, tidak enak didengar itu membuat anggota resah," kata salah satu anggota Satpol PP yang melakukan aksi, Ruzi Samsaris.
Bahkan, sambungnya, baru-baru ini Kasi Ops dan beberapa rekannya juga dipukul oleh Kasatpol PP. Akibat pemukulan itu, kata dia, Kasi Ops tidak berani masuk kerja.
"Kasi Ops kami dipukul dan tidak berani masuk. Kejadiannya dua minggu yang lalu," ungkapnya.
Dia menambahkan, Kasatpol PP juga diduga melakukan pungutan liar kepada mereka. Setiap kali bawahan melakukan pengamanan, Ruzi mengaku bahwa uang pengamanan harus diberikan kepada Aris Saputra terlebih dahulu.
(des/des)