Infrastruktur menopang segala hal. Bukan hanya terkait ekonomi dan sosial. Bahkan untuk urusan menggotong dan memakamkan jenazah. Di Bengkulu dan Lampung, mengurus jenazah jadi tak mudah gegara jalan rusak dan tak adanya jembatan.
Cerita pertama datang dari Bengkulu. Di media sosial beredar video jenazah diangkut dengan motor yang dimodifikasi. Kenapa tak pakai ambulans? Apa yang sebetulnya terjadi?
Berdasarkan penelusuran peristiwa tersebut terjadi di Kabupaten Kepahiang. Jenazah tersebut adalah Sukur (64) yang meninggal di rumah sakit, lalu dibawa ke rumah duka di Desa Langgar Jaya, Kecamatan Bermani Ilir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kades Langgar Jaya, Salim, mengatakan jenazah warganya terpaksa dibawa menggunakan sepeda motor karena jalan ke desa tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.
"Pak Sukur dirawat di rumah sakit Kepahiang, akhirnya meninggal dunia dan harus dibawa kembali ke desa," kata Salim, Senin (5/6/2023).
Salim mengungkapkan desanya masuk kawasan terpencil. Akses terbatas. Jalan nyaris tidak bisa dilalui saat hujan dan sangat berdebu saat kemarau. Ini merupakan ketiga kalinya jenazah warga dibawa menggunakan sepeda motor.
"Sudah banyak warga sakit ditandu menempuh jalan 13 kilometer akibat buruknya jalan menuju desa, dan ada tiga kali jenazah dibawa menggunakan sepeda motor karena jalan buruk," urai Salim.
Berikutnya, peristiwa hampir sama terjadi di Lampung. Jenazah digotong beberapa orang di jalan setapak, kemudian dibawa menyeberangi sungai. Agar lebih aman, warga mengikat keranda dengan pelepah pisang.
![]() |
Peristiwa tersebut terjadi di Pekon Pemerihan, Bangkunat, Pesisir Barat. Surono, warga Pekon Pemerihan, yang turut ikut mengantarkan jenazah mengatakan proses ini selalu dilakukan saat ada warga yang meninggal dunia.
"Ya kalau ada yang meninggal pasti seperti ini prosesnya ya melewati sungai ini. Sebenarnya ya bahaya, tapi mau gimana lagi nggak ada akses lain lagi kalau mau ke TPU," ujarnya, Senin (5/6/2023).
Kepala Pekon Pemerihan, Subantoro menjelaskan pihaknya sudah pernah mengajukan bantuan untuk membangun jembatan namun tidak ada kelanjutannya.
"Sudah pernah ajukan ke Pemerintah Provinsi Lampung maupun Pemerintah Daerah. Tapi memang belum ada tanggapannya. Kami berharap keluhan ini bisa ditanggapi," kata Subantoro, Senin (5/6/2023).
(trw/trw)