Hampir 4 Bulan Pilot Susi Air dalam Sandera KKB Papua

Nasional

Hampir 4 Bulan Pilot Susi Air dalam Sandera KKB Papua

Tim detikNews - detikSumbagsel
Kamis, 01 Jun 2023 19:37 WIB
Pilot Susi Air, Capt Philip disandera KKB (dok Istimewa)
Foto: Pilot Susi Air, Capt Philip disandera KKB (dok Istimewa)
Jakarta - Hampir 4 bulan pilot Susi Air, Phillip Max Mehrtens, disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua. Belum ada kabar baik, meski kecaman ke KKB muncul dari berbagai pihak dan upaya pembebasan terus dilakukan.

Terbaru pernyataan Amnesty Internasional. Mengutip detikNews, Kamis (1/6/2023), Direktur Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid, mendesak pembebasan Mehrtens tanpa syarat.

"Dalam pandangan Amnesty, seorang pilot dalam kasus ini merupakan pilot yang bekerja di maskapai penerbangan sipil Susi Air dan karena itu ia tidak bisa ditarik ke dalam permusuhan. Apalagi menjadi sandera. Itu keliru dan melanggar hak asasi manusia. Jadi harus dibebaskan tanpa syarat," kata Usman Hamid kepada BBC News Indonesia dan dikutip detikNews, Rabu (31/05).

Kronologi Penyanderaan

Mehrtens yang berkebangsaan Selandia Baru disandera KKB pada 7 Februari 2023. Pesawat yang dipiloti Mehrtens dan menuju Distrik Paro Nduga harusnya kembali ke Timika pukul 07.40 WIT. Namun hingga jadwal terlewati tak ada kabar, lalu dilaporkan hlang kontak.

Dua jam berselang, pesawat dengan nomor penerbangan SI 9368 itu memancarkan sinar darurat. Susi Air menanggapi. Setelah dicek ke lokasi, pesawat dalam kondisi terbakar.

KKB pimpinan Egianus Kogoya mengumumkan bertanggung jawab atas insiden itu. Aksi tersebut dilakukan sebagai protes karena Australia, Selandia Baru, AS, dan Eropa membantu TNI-Polri dalam gerakan di Papua. Pilot disandera sebagai jaminan agar PBB dan negara asing berhenti membantu TNI-Polri.

Sehari setelah pernyataan KKB, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjelaskan 5 penumpang pesawat Susi Air dievakuasi, sementara sang pilot tak diketahui keberadaannya.

Sempat muncul informasi, pilot tak disandera KKB. Tapi diselamatkan warga saat aksi perusakan pesawat terjadi. Namun beberapa hari kemudian, KKB merilis foto dan video penyanderaaan.

Upaya Pembebasan

Pemerintah turun tangan. TNI-Polri dikerahkan memburu kelompok Egianus Kogoya. Pendekatan ke tokoh Papua juga dilakukan.

"Kita sudah ketemu tokoh agama, tokoh masyarakat, kemudian dengan Pj bupati. Berusaha maksimal semuanya untuk bisa nego secara damai. Kalau nego kan secara damai otomatis, itu kita usahakan terus," terang kata Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Senin (29/5/2023).

Dilaporkan, KKB berpindah-pindah tempat. Aparat terus mengintai dan memburunya.

Menko Polhukam, Mahfud Md, mengatakan upaya bantuan atau campur tangan dari dunia internasional harus ditolak. Bila itu dilakukan, maka akan merembet sampai ke PBB.

"Karena kalau itu diiyakan nanti akan merembet tuh ke PBB ke mana ternyata ada ini ada itu, sehingga kita tolak setiap upaya campur tangan internasional yang disodorkan oleh LSM internasional," kata Mahfud.

Pemilik Susi Air yang juga mantan menteri kelautan, Susi Pudjiastuti, berang karena KKB tak kunjung membebaskan pilot. Dia menelepon pendeta Karel Phil Erari dan percakapannya beredar di media sosial.

"Kenapa mereka tembaki pasukan yang mau evakuasi, saya marah. Saya kemarin sampaikan kepada Pak Bishob juga, saya sangat sabar, saya sudah hampir 20 tahun terbang di Papua, saya bantu masyarakat. Tolong tanya di (Distrik) Mamit, saya kasih obat-obatan, tangan saya cuci luka orang-orang, anak-anak Papua. Saya marah," tegas Susi kepada pendeta Karel, Minggu (7/5).

Sempat beredar informasi KKB mengancam menembak Mehrtens. Dalam video yang beredar, Mehrtens menjelaskan KKB minta negara asing berdialog dengan Indonesia. Waktu yang diberikan dua bulan.

"Mereka (KKB) mengatakan akan menembak saya," kata Mehrtens dalam video tersebut, Sabtu (27/5).

Hingga kini, nasib Phillip Max Mehrtens masih dalam cengkeraman KKB. Hampir 4 bulan!


(trw/trw)


Hide Ads