Perusahaan ritel asal Amerika, bernama Target, merilis baju bayi dan anak yang bertemakan LGBTQ. Perilisian tema busana ini sebagai bentuk dukungan terhadap komunitas LGBT di Amerika dan dunia. Namun, bukannya untung, perusahaan itu malah kehilangan USD 10 miliar atau Rp 149,7 triliun dalam valuasi pasar di 10 hari terakhir ini.
Saham mereka yang anjlok tersebut disinyalir sebagai perilisan busana koleksi PRIDE untuk bayi dan anak-anak tersebut. Padahal sebelumnya, memang Target rutin merilis koleksi LGBT. Namun kehadiran koleksi PRIDE untuk bayi dan anak yang dihadirkan selama peringatan Pride Month di bulan Juni ini berkata lain.
Memang, setiap perilisan koleksi PRIDE Target selalu diwarnai kontroversi. Ada yang pro dan ada pula yang kontra. Bahkan sampai ancaman boikot.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir Wolipop dari New York Post, penolakan dan ancaman boikot tersebut ternyata berimbas pada anjloknya saham Target terutama dalam 10 hari terakhir ini. Padahal sepekan sebelumnya, pada Rabu (24/5/2023), nilai saham Target sebesar di $ 160,96 per saham, namun setelah adanya seruan boikot, nilai saham mereka anjlok dan ditutup di $138,93 per saham pada Jumat lalu.
Penurunan nilai itu hampir 14% dan menjadi harga saham terendah Target dalam hampir tiga tahun terakhir.
Koleksi-kolek PRIDE 2023 untuk pakaian bayi dan anak-anak itu berwarna cerah, seperti dress motif kotak warna pelangi, baju renang warna-warni, juga T-shirt atau jumper bertuliskan PRIDE.
Ada pula produk juga mengandung tulisan yang dinilai provokatif, seperti, 'Trans People Will Always Exist!' dan 'Just Be You and Feel The Love'. Hal ini lalu memicu kemarahan publik secara online maupun di toko offline dan memaksa Target menarik sebagian koleksinya tersebut.
"Sejak memperkenalkan koleksi tahun ini, kami telah menerima ancaman yang berefek terhadap rasa aman dan kesejahteraan anggota tim kami saat bekerja. Mengingat keadaan yang tidak stabil ini, kami membuat penyesuaian pada rencana kami, termasuk menarik barang-barang yang menjadi penyebab utama perilaku konfrontasi yang paling signifikan," tulis Target.
(nkm/nkm)