Sejarah Masjid Tua Jerrae Allakuang, Jejak Penyebaran Islam di Sidrap

Sejarah Masjid Tua Jerrae Allakuang, Jejak Penyebaran Islam di Sidrap

Muchlis Abduh - detikSulsel
Selasa, 28 Mar 2023 17:30 WIB
Masjid Tua Jerrae Sidrap
Foto: Masjid Tua Jerrae Sidrap. (Muhclis Abduh/detikSulsel)
Sidrap -

Masjid Tua Jerrae Allakuang di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) merupakan salah satu masjid tertua di Sulawesi Selatan. Masjid ini sudah berusia 414 tahun dan merupakan jejak penyebaran Islam di Sidrap.

Masjid ini yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya ini berlokasi di Desa Allakuang Kecamatan Maritengngae Kabupaten Sidrap. Lokasinya berada satu kompleks dengan makam Syekh Bojo, tokoh penyebar Islam di Sidrap.

Sub Koordinator Cagar Budaya dan Museum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sidrap, Bakhtiar Said mengatakan Masjid Tua Jerrae Allakuang merupakan salah satu dari empat masjid tertua di Sulawesi Selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi masjid tua ini masuk empat masjid tertua di Sulsel. Ada Masjid Jami Palopo, selisih bulan kemudian Masjid Katangka Gowa, Kemudian 1609 (Masjid Jarrae) Allakuang, ada juga Masjid Lamuru," jelasnya kepada detikSulsel, Sabtu (25/3/2023).

Bakhtiar menjelaskan, Masjid Tua Jerrae Allakuang ini dibangun pada abad ke-17 tepatnya tahun 1609. Yakni satu tahun setelah Datu Sidenreng masuk Islam.

ADVERTISEMENT

"Masjid tua ini dibangun oleh tiga tokoh, yakni Addatuang Sidenreng La Poatiroi, Nene Mallomo dan Syekh Bojo," jelasnya.

Mengutip dari jurnal UIN Alauddin Makassar berjudul "Masjid Tua Jerrae Allakuang sebagai Pusat Pengembangan Islam di Kerajaan Sidenreng pada Abad XVII", Disebutkan bahwa pembangunan masjid ini diinisiasi oleh Addatuang Sidenreng La Patiroi. Kemudian dibantu oleh Nene' Mallomo dan Syekh Bojo setelah dua tahun masuknya Islam di Kerajaan Sidenreng.

Nene' Mallomo memiliki nama asli La Pagala saat itu berstatus sebagai penasihat kerajaan Sidenreng. Ia adalah seorang tokoh intelektual, ahli pikir, ahli hukum dan tata pemerintahan.

Sementara Syekh Bojo atau Syekh Abdul Rahman adalah salah satu ulama dari Arab yang menyebarkan agama Islam di kerajaan Sidenreng. Ia turut berperan dalam pendirian Masjid Tua Jerrae saat itu dan ditunjuk sebagai Imam masjid serta menyebarkan agama Islam di kalangan penduduk.

Tujuan awal didirikannya masjid ini tak lain sebagai upaya menyebarkan agama Islam di Sidrap serta sebagai pusat pengembangan agama Islam. Saat itu, para pemeluk agama Islam di Sidenreng melaksanakan ibadah di rumah-rumah karena belum memiliki tempat ibadah.

Selain digunakan sebagai tempat ibadah, masjid ini juga kerap difungsikan untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan lainnya.

Asal Usul Penamaan Masjid Jerrae Allakuang

Masjid Tua Jerrae SidrapFoto: Masjid Tua Jerrae Sidrap. (Muhclis Abduh/detikSulsel)

Ada beberapa versi terkait asal usul penamaan "Jerrae" pada masjid tua ini. Menurut Bakhtiar Said, asal-usul penamaan masjid tua Jerrae dikaitkan dengan nama tempat masjid tersebut didirikan.

Ia menjelaskan kata jara'e dalam bahasa Bugis lama berartinya kuburan lama. Sementara lokasi masjid ini berada di antara makam-makam. Sehingga pengambilan nama tersebut dinilai didasarkan pada lokasi pendiriannya.

"Jerra'e itu kata Bugis lama yang artinya kuburan lama. Lokasi masjid berada di (kompleks) makam," tuturnya.

Lokasi pendiriannya yang berada di kompleks makam, menurut Bakhtiar punya alasan tersendiri. Ia menduga pola pendirian masjid tua sama seperti masjid tua pada umumnya.

"Saya tidak tahu alasan pasti masjid dibuat di antara makam. Tetapi bagi saya ini memang sepertinya disengaja agar lebih sakral dan dihormati. Kan di Masjid Katangka Gowa itu ada makam raja-raja, begitu juga di Masjid Jerrae ini," rincinya.

Sementara menurut Imam Masjid Tua Jerrae Indar, asal usul penamaan Jerrae pada masjid ini didasarkan pada nama sebuah kerajaan kecil di masa dulu. Berdasarkan kisah yang didengarnya, lokasi masjid ini berada di tanah milik keturunan sebuah kerajaan kecil Jerrae.

"Jadi Syekh Bojo menurut cerita yang saya dapat dia bilang ini tanah Jerrae, sehingga saat masjid dibuat namanya menjadi masjid Jerrae," paparnya.

Jadi Pusat Peradaban Islam dan Disakralkan

Indar menjelaskan, Masjid Jerrae dulu menjadi satu-satunya masjid di Sidrap. Sehingga menjadi pusat peradaban Islam di Sidrap dan ramai didatangi orang dari berbagai daerah.

"Masjid ini menjadi seperti pusat peradaban Islam pada masa awal Islam dikenal di sini, orang-orang ramai ke sini belajar Islam dengan Syekh Bojo yang memberikan pelajaran," tuturnya.

Meskipun masjid tersebut telah berusia ratusan tahun, namun jemaahnya tetap ramai hingga saat itu. Bahkan masjid ini menurutnya dianggap sakral oleh sebagian besar jemaah.

"Ini semakin ramai, banyak yang datang ke sini. Apalagi sudah dianggap masjid yang suci dan disakralkan hingga saat ini," jelasnya.




(alk/nvl)

Hide Ads