Jejak Pallipa Pute di Pinrang, Tinggalkan Alquran Kuno dengan Tulisan Tangan

Jejak Pallipa Pute di Pinrang, Tinggalkan Alquran Kuno dengan Tulisan Tangan

Muchlis Abduh - detikSulsel
Minggu, 13 Nov 2022 15:07 WIB
Makam Pallipa Pute
Makam Pallipa Pute (Foto: Muhclis Abduh)
Pinrang -

Jejak keberadaan Pallipa Pute'e atau Pallipa Pute di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) masih dapat dijumpai melalui beberapa benda peninggalan. Salah benda peninggalannya yaitu Alquran dengan tulisan tangan Pallipa Pute yang tak lapuk dimakan usia.

Alquran kuno tulisan tangan tersebut disimpan oleh pengelola situs budaya makam Pallipa Pute'e. Alquran tersebut pun tidak sembarang dibuka, hanya pada waktu tertentu yakni saat acara maddoa.

"Tidak sembarang dibuka, ada prosesi khususnya (pesta adat yang diberi nama maddoa)," ujar pengelola makam Pallipa Pute'e, Aminah saat ditemui detikSulsel, Kamis (3/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kertas yang dipakai untuk menulis Alquran tersebut diyakini sudah berusia ratusan tahun. Namun kondisi Alquran tersebut masih sangat bagus dan hingga kini tulisannya masih bisa dibaca dengan jelas.

"Itu pakai kertas lama, sudah ratusan tahun usianya," tutur Aminah.

ADVERTISEMENT
Makam Pallipa PuteSituasi saat berkunjung ke Makam Pallipa Pute (Foto: Muhclis Abduh)

Secara turun temurun, isi tulisan Alquran tersebut dipercaya merupakan hasil tulisan tangan Pallipa Pute'e. Oleh karena itu, Alquran kuno tersebut diperlakukan istimewa.

"Tulisan tangan Pallipa Pute'e itu Alquran," ujar Aminah.

Aminah mengaku tanda Alquran tersebut merupakan peninggalan orang suci sudah ia buktikan. saat membuka Al-quran tersebut, ia merasa merinding.

"Saya pernah buka dan baca, itu saya merinding bulu kuduk pas buka. Terasa berbeda karena kan ini sesuatu yang ditulis orang suci dan isinya juga suci," ungkapnya.

Makam Pallipa PuteMakam Pallipa Pute (Foto: Muhclis Abduh)

Dalam 'Laporan Pengumpulan Data Pendaftaran Cagar Budaya Kab, Pinrang Tahun 2014', Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pinrang yang ditulis oleh Hamjan dkk, disebutkan bahwa Al-quran tersebut memiliki panjang 32 cm dan lebar 20 cm. Bahan utama yang dipakai adalah kertas berwarna kuning.

Alquran itu diyakini merupakan hasil tulisan tangan, yang dibuktikan dari adanya garis-garis penolong untuk menjaga tulisan rapi. Bahkan, pada akhir tulisan masih ada beberapa garis yang masih kosong.

Dalam laporan tersebut, dijelaskan bahwa ada dua macam kertas atau motif yang dapat terlihat jika kertas pada Alquran tersebut diterawang. Pertama, terdapat tulisan Propatria disertai gambar yang tidak jelas, kedua ada tulisan HR VAN LYL yang juga gambarnya tidak jelas.

Kemudian, berdasarkan konsultasi pihak Bidang Kebudayaan Dikbud Pinrang dengan seorang peneliti dari Balai Penelitian Makassar saat itu yang bernama Hj. Mahaimin, diketahui jenis kertas Propatria ataupun HR VAN LYL merupakan kertas buatan Belanda yang banyak digunakan pada abad ke XVIII dan XIX.




(urw/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads