Cerita Sumur Manurung Lapakkita di Pinrang yang Dipercaya Datangkan Berkah

Cerita Sumur Manurung Lapakkita di Pinrang yang Dipercaya Datangkan Berkah

Muhclis Abduh - detikSulsel
Minggu, 30 Okt 2022 17:29 WIB
Sumur Manurung Lapakkita di Pinrang, Sulawesi Selatan.
Sumur Manurung Lapakkita di Pinrang, Sulawesi Selatan. Foto: (Muhclis Abduh/detikSulsel)
Pinrang -

Sumur Manurung Lapakkita di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) dipercaya dapat mendatangkan berkah. Banyak yang menyebut sumur tersebut membantu mengabulkan doa atau permintaan.

Sampai saat ini, Sumur Manurung Lapakkita yang berada di Desa Alitta, Kecamatan Mattiro Bulu, Kabupaten Pinrang itu masih ramai dikunjungi orang. Histori sumur yang konon dipersembahkan untuk seorang bidadari yang dipersunting Raja Alitta bernama La Massora itu menguatkan kepercayaan tersebut.

Orang-orang yang datang rata-rata bertujuan untuk berdoa dengan harapan dapat terkabul saat mandi atau membasuh muka dari sumur tersebut. Namun ada juga yang datang dengan tujuan penelitian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penjaga situs Sumur Manurung Lapakkita, La Sinrang menuturkan dahulu waktu yang dipilih sebagai hari yang baik untuk datang dan berdoa yakni Senin dan Kamis. Hanya saja seiring waktu, ada penyesuaian sehingga bisa datang kapan pun asalkan berkomunikasi dengan dukun atau dalam bahasa Bugis disebut sanro.

"Jadi ada dukun atau sanro di sini, untuk tujuan datang meminta berkah agar doa terkabul misalnya ada ritual tertentu," ungkap La Sinrang saat ditemui detikSulsel, Sabtu (22/10/2022).

ADVERTISEMENT

Salah satu ritual yang dilakukan yakni pengunjung mandi atau membasuh muka di Sumur Bidadari. Prosesi ini dipimpin oleh sanro dan hanya boleh dilakukan sanro.

"Itu mandi atau membasuh muka harus ganjil misalnya satu atau tiga kali diambil dari gayung khusus berbahan pelepah pinang," jelasnya.

Setelah itu, pengunjung akan dibawa ke sebuah miniatur rumah yang di dalamnya ada batu besar yang ditutupi kain berwarna kuning. Jarak batu dengan sumur berdekatan.

"Setelah mandi, dukun menuntun ke batu ini kemudian di sini berdoa dan memegang batu itu," rincinya.

Konon batu tersebut dipercaya merupakan batu yang ditinggalkan Raja La Massora saat hendak menuju ke langit menyusul istrinya si bidadari. Makanya batu tersebut menjadi bagian dari prosesi saat hendak melaksanakan ritual.

Batu tersebut lalu dioleskan minyak khusus sehingga bau mistiknya cukup terasa. Selain itu juga ada daun sirih dan buah pinang.

"Itu semacam penghubung ke alam gaib. Semacam begitu," jelasnya.

Namun ada pantangan bagi yang ingin mengikuti ritual ini yakni tidak boleh memakai baju kuning atau merah. Pantangan ini dikaitkan karena kuning dan merah merupakan warna khusus bagi raja.

"Dianggap tabu pakai warna kuning dan merah, pasti ditegur kalau ada yang pakai. Mungkin itu warna atau simbol raja begitu," paparnya.

Selain berdoa, sebagian orang yang datang untuk tujuan ingin agar doanya terkabul juga akan memasang benang berwarna putih dan kuning di pagar sumur. Mereka bernazar dan akan kembali melepas benang itu ketika keinginan mereka sudah terkabul.

"Kalau keinginan terkabul misalnya, itu mereka datang melepas benang tadi," tuturnya.

La Sinrang menjelaskan, ada sejumlah pengunjung yang mengaku mendapatkan berkah setelah mandi atau membasuh muka di Sumur Lapakkita. Hajat mereka terkabul.

"Ini bergantung ke masing-masing orang. Kadang ada yang seperti lumpuh, setelah datang ke sini penyakitnya sembuh dan bisa jalan," jelasnya.




(asm/ata)

Hide Ads