Ada sebuah mitos yang melekat dengan keberadaan kelelawar di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel). Salah satunya mitos berjodoh apabila seseorang terkena kotoran kelelawar di wilayah yang dijuluki kota kalong itu.
Kelelawar di Soppeng memang bersarang di tengah kota. Mereka tinggal dan hidup di pepohonan asam dan terlihat jelas pada pagi hingga sore hari layaknya hiasan kota, berbaur dengan riuh kendaraan yang lalu lalang.
Konon, jika seseorang atau pendatang terkena kotoran kelelawar di sekitar pohon asam pusat kota Soppeng, maka dipercaya akan mendapatkan jodoh orang asli daerah itu. Ini berlaku untuk perempuan maupun laki-laki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayangnya, cerita mengenai mitos ini masih sangat terbatas. Belum ada literatur atau penelitian khusus mengenai mitos ini. Pemerintah daerah (pemda) setempat juga tidak banyak mengetahui histori dari mitos jodoh kelelawar Soppeng.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Soppeng Andi Sumangerukka mengatakan mitos jodoh jika terkena kotoran kelelawar ini sudah diceritakan turun temurun. Namun ceritanya hanya sebatas bagaimana orang yang terkena kotoran kelelawar akan mendapatkan jodoh orang asli Soppeng.
Selebihnya, tidak ada lagi cerita detail mengenai mitos jodoh dari kelelawar itu. Mitos ini kembali kepada kepercayaan masing-masing orang.
"Kalau dia gadis akan mendapatkan jodoh laki-laki Soppeng, kalau dia laki-laki mendapatkan perempuan Soppeng," ucap Sumangerukka menceritakan inti mitos berjodoh dari kelelawar Soppeng saat berbincang dengan detikSulsel, Senin (17/10/2022).
Salah seorang warga Soppeng, Muhammad Agil mengaku pernah terkena kotoran kelelawar saat sedang berkendara, belum lama ini. Kotoran kelelawar itu jatuh tepat mengenai bajunya.
"Saya diberaki (terkena kotoran) sama itu kelelawar, hampir mukaku kena. Untung hanya bajuku," ungkap dia.
Agil juga mengaku mengetahui adanya mitos mendapatkan jodoh orang asli Soppeng jika terkena kotoran kelelawar. Namun begitu, dia masih belum percaya 100 persen dengan mitos itu.
Hingga saat ini, Agil mengatakan belum ada tanda-tanda menemukan jodohnya di Soppeng. Mengenai jodoh itu, Agil menyebut pasrah dan hanya terus menunggu apakah mitos itu benar atau tidak.
"Ceritanya begitu, katanya kalau diberaki sama kelelawar jodoh ta (kita) orang Soppeng. Saya juga orang Soppeng, tapi belum juga ini dapat jodoh, entahlah ke depannya apakah betul (jodoh) orang Soppeng juga," katanya.
Jejak Kelelawar Soppeng
![]() |
Kelelawar di Soppeng hingga kini masih menjadi misteri. Belum ada catatan sejarah yang menyebutkan waktu pasti kapan kelelawar itu mulai bersarang di pepohonan asam pusat kota.
Masyarakat Soppeng percaya ada cerita legenda di balik keberadaan kelelawar itu. Kelelawar di Soppeng disebut sudah ada sebelum adanya Raja Soppeng pertama, yaitu La Temmamala.
Setelah keberadaan La Temmamala sebagai raja, saat itu pula cerita perjanjian muncul. Raja La Temmamala membuat sebuah perjanjian dengan kelelawar yang melarang kelelawar memakan buah-buahan milik warga. Dengan begitu mereka dibolehkan untuk tinggal dan hidup di pusat kota.
Selain itu, Raja La Temmamala juga meminta kepada kelelawar untuk membantunya memberikan informasi. Konon kelelawar tersebut bisa memberikan tanda apabila akan terjadi bencana atau musibah terhadap rakyat kerajaan di Soppeng.
"Raja meminta, jika akan ada bencana, musibah, atau sesuatu yang menuntut rakyat untuk bersiap-siap, kelelawar diharapkan segera memberi tahu melalui tanda-tanda alam yang mereka isyaratkan," kata Andi Sumangerukka.
(asm/sar)