Gubernur Sulsel Biayai Pengobatan Korban Kericuhan Saat Demo PBB di Bone

Gubernur Sulsel Biayai Pengobatan Korban Kericuhan Saat Demo PBB di Bone

St Fatimah - detikSulsel
Kamis, 21 Agu 2025 12:00 WIB
Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman.
Foto: Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman. (dok. Humas Pemprov Sulsel)
Makassar -

Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman turun tangan menangani perkara demo penolakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kabupaten Bone. Andi Sudirman Sulaiman berkomitmen akan membiayai pengobatan korban yang mengalami luka akibat kericuhan saat demo.

Bantuan kesehatan itu akan direalisasikan melalui program Andalan Sulsel Peduli. Bantuan akan diberikan tanpa membedakan latar belakang korban, baik dari aparat keamanan maupun peserta aksi.

"Semua yang menjadi korban, baik dari pihak kepolisian, TNI, Satpol PP, maupun masyarakat yang ikut dalam unjuk rasa, akan kita bantu melalui Andalan Sulsel Peduli," ujar Andi Sudirman dalam keterangannya, Kamis (21/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui, korban kericuhan tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit setempat. Pemprov Sulsel menegaskan akan terus memantau kondisi para korban dan memastikan penanganan medis berjalan maksimal.

Sebelumnya diberitakan, demo berujung kericuhan terjadi di kantor Bupati Bone pada Selasa (19/8). Demo diwarnai pelemparan batu hingga bom molotov yang membuat polisi melepaskan tembakan gas air mata.

ADVERTISEMENT

Kapolres Bone AKBP Sugeng Setyo Budhi mengungkap sebanyak 13 aparat dari TNI, Polri dan Satpol PP mengalami luka dalam kericuhan tersebut. Mereka luka akibat terkena lemparan batu dari massa.

"Ada 13 aparat yang mengalami luka. (Rinciannya) 8 anggota TNI yang luka, kalau polisi ada 3 yang luka, Satpol PP ada 2 orang, rata-rata bocor kepalanya dan sementara dirawat," sebutnya.

Pihaknya menyesalkan adanya insiden ini. Sugeng berdalih pihaknya sudah meredam kericuhan dalam aksi demonstrasi itu sesuai prosedur.

"Kami dan TNI berulang memberikan peringatan kepada pendemo, tetapi ada kelompok anarko yang menyusup karena ada benderanya yang berkibar. Sehingga kami melakukan penindakan sesuai SOP," kata Sugeng.




(sar/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads