Santri berinisial AN di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), diduga dianiaya oleh seniornya di asrama pondok pesantren (ponpes). Orang tua korban yang mengetahui hal tersebut langsung menjemput anaknya dari pesantren.
"Anakku yang dianiaya sama seniornya di asrama. Kata teman anak saya ada budaya kekerasan di sana, katanya tradisi," ujar orang tua korban berinisial SR kepada detikSulsel, Selasa (4/2/2025).
SR mengatakan penganiayaan itu terjadi di asrama ponpes di Kecamatan Tonra sejak November 2024. Dia menyebut anaknya dipukul menggunakan kayu dan selang saat dibangunkan oleh seniornya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut pengakuan temannya anakku, pada saat tidur santri dikasih bangun menggunakan kayu sampai patah. Kadang juga dipukul pakai selang yang warna hitam yang keras," katanya.
"Amarah saya memuncak pas saya tahu itu. Karena selama ini anak saya tidak pernah sakiti sekali pun," sambung SR.
Dia mengungkapkan anaknya sudah berada di rumah. Dia juga telah berkoordinasi dengan pimpinan pesantren yang berada di Kecamatan Tonra, Bone, tersebut terkait kasus ini.
"Sudah saya ambil anakku kemarin. Saya kembalikan ke rumah. Sementara pimpinan pesantren waktu ketemu kemarin mereka tidak tahu, makanya dia mau bentuk tim investigasi," jelasnya.
Pembina ponpes, Zulkifli membenarkan terkait kasus penganiayaan yang terjadi pada 2024 lalu. Dia juga mengakui kasus itu terungkap dari laporan orang tua santri.
"Memang ada, tapi kejadiannya itu sudah tahun lalu. Dan kami baru mengetahuinya setelah orang tua nya ini anak melaporkan kepada kami kemarin," kata Zulkifli.
(hsr/sar)