Pria ODGJ bernama Muhammad Sulkifli alias Sul melakukan aksi teror terhadap karyawan minimarket di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) dengan mengaku telah menyimpan bom. Pelaku juga pernah melakukan aksi serupa di sebuah masjid di Kota Makassar.
Insiden tersebut terjadi di Alfamart Poros Taccipi, Kelurahan Cinnong, Kecamatan Ulaweng, Kabupaten Bone pada Selasa (4/6) sekitar pukul 09.00 Wita. Pelaku menelepon karyawan Alfamart dan menyampaikan telah menyimpan bom di sekitar toko.
Kasubsi PIDM Sihumas Polres Bone Iptu Rayendra Muchtar mengatakan, pelaku menelepon nomor telepon Toko Alfamart yang tercantum di struk pembelian. Telepon tersebut diterima oleh salah satu karyawan Alfamart.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ditelepon pelaku menyampaikan jangan maki tegang, hati-hatiki ada bom saya simpan di situ. Karyawan toko bertanya di mana kita simpan, dan pelaku bilang di sekitar jualan ta," kata Rayendra kepada detikSulsel, Rabu (5/6/2024).
Rayendra menerangkan, karyawan toko tersebut langsung mematikan telepon pelaku. Namun tidak berselang lama pelaku kembali menelepon dan menyampaikan agar semua karyawan toko keluar.
"Pelaku menelpon kedua kalinya dan meminta karyawan toko keluar dari toko beserta pelanggannya. Pelaku mengancam lagi dengan mengatakan tunggu 30 menit saat lampu padam bom juga akan meledak," terangnya.
"Sekitar pukul 09.30 Wita listrik padam di wilayah Taccipi. Sehingga karyawan Alfamart langsung panik dan melaporkan kejadian tersebut ke polisi," sambung Iptu Rayendra.
Rayendra menambahkan, personel Sat Intelkam Polres Bone bersama Polsek Ulaweng yang telah menerima laporan langsung mengecek lokasi. Namun polisi tidak menemukan adanya benda yang mencurigakan.
"Personel Intel Polres Bone bersama Bapak Kapolsek Ulaweng langsung ke lokasi memeriksa namun tidak ada barang mencurigakan yang ditemukan. Kemudian pelaku ditelusuri keberadaannya masih berada di Taccipi dan langsung diamankan saat sementara menunggu mobil mau ke Makassar," jelasnya.
Lebih lanjut, Rayendra menuturkan motif pelaku melakukan aksi teror karena iseng. Bahkan hal serupa sudah pernah dilakukan di Makassar.
"Ini pelaku iseng saja karena hal yang sama pernah dilakukan di Masjid Mujahidin Makassar pada bulan Desember tahun 2020," tuturnya.
Rayendra juga memastikan jika pelaku merupakan orang dalam gangguan jiwa (ODGJ). Pelaku sudah pernah dirawat di RSKD Dadi Makassar.
"Pelaku pernah dirawat di Rumah Sakit Dadi Makassar dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2019," ujarnya.
Pelaku juga mengakui pernah dirawat di RS Dadi Makassar. Namun tidak dapat menunjukkan kartu hasil pemeriksaan kejiwaannya.
"Pelaku akui pernah dirawat di RS Dadi, namun tidak membawa kartu kejiwaannya," katanya.
(ata/ata)