Harga jual jagung di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) anjlok dari Rp 6.000 per kilogram menjadi Rp 3.000 per kilogram. Ironisnya, kondisi itu terjadi saat musim panen raya tiba sehingga membuat petani menjerit.
Harga jual jagung pada awal hingga pertengahan Februari 2024 masih berada di kisaran Rp 6.000 per kilogram. Namun harga anjlok menjadi Rp 5.000 per kilogram hingga akhir Februari.
Tak sampai di situ, harga jual jagung kembali terjun bebas menjadi Rp 3.500 per kilogram pada awal Maret 2024. Hal itu membuat petani jagung kembali dibuat kecewa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harga jagung ini turun dari Rp 6.000 per kilogram menjadi Rp 5.000 per kilogram, dan sekarang sudah Rp 3.500 per kilogram. Kami pasti rugi jika menjual dengan harga segitu," ujar petani jagung asal Kecamatan Lamuru, Nani saat berbincang dengan detikSulsel, Sabtu (9/3) lalu.
Nani saat itu sudah memprediksi harga jagung semakin turun jika sudah memasuki panen raya. Dia pun mengeluh sebab harga bibit, pupuk, dan perawatan bertani jagung sangat mahal.
"Kalau kita jual dengan harga Rp 3.500 itu sudah rugi. Pupuk sekarang mahal, bibit jagung juga mahal, belum lagi biaya perawatan," sambung Nani.
Prediksi Petani soal Harga Anjlok Rp 3.000/Kg Jadi Kenyataan
Harga jual jagung yang sejak awal diprediksi anjlok menjadi Rp 3.000 per kilogram. Petani pun lebih memilih menyimpan jagungnya ketimbang menjualnya.
"Sekarang harga jagung terjun bebas, kisaran Rp 2.800/kg hingga Rp 3.000/kg. Saya lebih pilih tahan jagungku saja dari pada jual rugi," ujar petani jagung asal Kecamatan Amali, Ahmad kepada detikSulsel, Sabtu (16/3).
"Saya rugi besar dengan penurunan harga tersebut. Jagung yang sudah siap jual harus disimpan sampai harga jagung kembali normal," katanya.
Ahmad mengaku heran dengan harga jagung yang turun padahal harga pupuk, bibit, dan biaya perawatan meningkat. Dia pun meminta pemerintah memberikan solusi terkait masalah ini.
"Saya heran, kenapa turun sekali harganya ini jagung. Kami minta kepada pemerintah untuk memberikan solusi soal ini," bebernya.
Sementara itu, Kabid Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Bone Abdul Rauf turut merespons anjloknya harga jagung. Dia memastikan pemerintah tetap berupaya untuk memperhatikan para petani jagung, bahkan menggandeng Bulog dan para industri pakan.
"Kami sementara koordinasi dengan Bulog dengan industri pakan agar diserap jagung para petani. Kami upayakan agar harga jagung bisa naik," ucapnya.
(hmw/hmw)