Petani Bone Keluhkan Harga Jagung Anjlok Jadi Rp 3.500/Kg Jelang Panen Raya

Petani Bone Keluhkan Harga Jagung Anjlok Jadi Rp 3.500/Kg Jelang Panen Raya

Agung Pramono - detikSulsel
Sabtu, 09 Mar 2024 19:50 WIB
Panen jagung di Bone, Sulsel.
Foto: Panen jagung di Bone, Sulsel. (Agung Pramono/detikSulsel)
Bone -

Petani di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengeluhkan harga jual jagung kini anjlok Rp 6.000 menjadi Rp 3.500 per kilogram. Petani mengaku rugi besar dengan penurunan harga tersebut.

"Harga jagung ini turun dari Rp 6.000 per kilogram menjadi Rp 5.000 per kilogram, dan sekarang sudah Rp 3.500 per kilogram. Kami pasti rugi jika menjual dengan harga segitu," ujar petani jagung asal Kecamatan Lamuru, Nani kepada detikSulsel, Sabtu (9/3/2024).

Nani mengatakan harga jagung ini sudah turun sebelum panen raya pada pertengahan Maret mendatang. Menurutnya, harga jagung bisa saja semakin turun jika sudah memasuki panen raya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Belum panen raya orang sudah turun harga jagung. Nah semua petani panen raya mulai pertengahan bulan Maret," katanya.

"Kalau kita jual dengan harga Rp 3.500 itu sudah rugi. Pupuk sekarang mahal, bibit jagung juga mahal, belum lagi biaya perawatan," sambung Nani.

ADVERTISEMENT

Petani jagung lainnya asal Kecamatan Libureng, Faridawati menuturkan penurunan harga jagung selalu terjadi setiap musim panen. Dia mengharapkan pemerintah turun melakukan intervensi harga ke tengkulak agar harga tidak turun jauh.

"Jatuh lagi harganya, dan memang selalu jatuh harganya ketika musim panen. Semoga pemerintah bisa stabilkan harga ini," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Serealia, Dinas Pertanian, Tanam Pangan, Hortikulutura dan Perkebunan Bone, Nur Aqidah mengatakan turunnya harga jagung karena memasuki musim panen. Dia bahkan memprediksi harga jagung bisa menyentuh Rp 3.000 per kilogram.

"Puncak panen raya jagung di Bone diperkirakan masuk pada Maret hingga awal April, sehingga kemungkinan periode ini akan membuat harga jagung turun. Bisa saja sampai Rp 3.000/kg," ucapnya.

Aqidah menerangkan saat ini penjualan untuk jagung di Bone sendiri belum begitu luas dan belum menjadi pangan utama untuk konsumsi pengganti beras. Dia mengatakan jagung lebih banyak digunakan sebagai komoditas pakan ternak.

"Karena jagung ini baru untuk pakan ternak dan selebihnya di jual ke PT Japfa, Charoen Pokphand di Makassar, itu saja," jelasnya.




(asm/hmw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads