Suporter PSM Makassar membentangkan spanduk menyoroti Liga 1 tanpa degradasi saat melawan Persik Kediri. Suporter sengaja memasang spanduk tersebut karena dinilai sangat rawan pengaturan skor terjadi.
"Jadi bagi kami dengan tidak adanya degradasi maka itu menunjukkan ada ketidakadilan. Bahkan rawan terjadi match fixing," ungkap Korlap Redgank Asril Syam saat ditemui detikSulsel di Parepare, Minggu (19/2/2023).
Asril menjelaskan, tidak adanya degradasi di Liga 1 musim 2022/2023 ini membuat tim dari Liga 2 otomatis tidak bisa masuk ke Liga 1. Padahal semestinya tim yang memuncaki Liga 2 kata dia diberikan hadiah dengan prestasi mereka untuk masuk ke kasta tertinggi sepak bola di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Liga 2 kan dengan adanya degradasi tim terbaik mereka tidak punya kesempatan bisa masuk ke Liga 1 yang menunjukkan prestasi mereka meningkat," imbuhnya.
Dia pun berharap ke depannya PSSI bisa mengembalikan semangat pertandingan di persepakbolaan Indonesia dengan menerapkan sistem degradasi. Sehingga para klub bisa berlomba-lomba menampilkan penampilan terbaik mereka.
"Harapan kami agar bisa ada degradasi lagi sehingga di Liga 2 ada kesempatan naik ke liga 1," harapnya.
Sebelumnya, suporter PSM Makassar membentangkan spanduk yang menolak Liga 1 tanpa degradasi. Spanduk itu dibentangkan saat PSM menjamu Persik di Stadion Gelora BJ Habibie, Minggu (19/2/2023).
Penonton yang datang bukan sekadar datang menyaksikan laga panas antar kedua tim, tetapi juga meluapkan protes mereka terhadap Liga 1 musim 2022/2023.
Spanduk protes itu dipasang kelompok suporter di tribun timur Stadion BJ Habibie. Spanduk dengan panjang sekitar 4 meter itu menyinggung kompetisi Liga 1 tanpa degradasi merupakan pengkhianatan.
"Liga Tanpa Degradasi Pengkhianatan Sepakbola!".
Tentu bukan secara kebetulan, sindiran suporter ini dibentangkan saat PSM menghadapi Persik yang merupakan tim terancam degradasi. Saat ini tim Macan Putih berada di zona degradasi dengan baru mengemas 17 poin.
(ata/hmw)