Suporter PSM Makassar yang tergabung dalam Aliansi Peduli Mattoanging membantah aksi anarkis saat berunjuk rasa di Kantor Gubernur Susel. Pihaknya beralasan, saat itu mereka ingin melakukan teatrikal bermain bola sebagai bentuk protes akan kejelasan proyek Stadion Mattoanging.
"Kami masuk kantor Gubernur yang pertama itu harusnya cuman bola yang masuk, bola plastik kami masuk sebagai tanda tidak adanya stadion di Sulsel. Jadi bermain bola," kata Jenderal Lapangan Aksi Aliansi Peduli Mattoanging Muhammad Al Fajri kepada detikSulsel, Selasa (6/12/2022).
Fajri membantah jika kedatangannya berunjuk rasa untuk membuat kericuhan. Ia menegaskan suporter datang hanya untuk bertemu dengan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman (ASS).
"Jadi untuk melempar bolanya di kantor Gubernur. Itu tujuan kami (ingin) ditemui pak gubernur (ASS). Karena siapa lagi harus kita temui, Kadispora (Sulsel) sudah pernah maki ketemu dan nol hasilnya," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Namun tidak ada gubernurnya dan tidak ada yang menemui kami sampai jam 4 sore," tambahnya.
Fajri menegaskan, kericuhan tersebut disebabkan karena ulah dari Satpol PP. Petugas Satpol PP Pemprov berlaku kasar ke pengunjuk rasa.
"Ketika anak-anak jalan anak-anak tetap duduk. Terakhir sementara kami orasi-orasi ada satu orang oknum satpol menjadi provokator dalam barisan. Makanya anak-anak terpancing diburu dia sama anak-anak diamankan di toilet di dekat tangga kantor," urainya.
Bahkan lanjut Fajri, kericuhan yang sudah mulai meredam kembali panas antara Satpol PP kembali menyerang Suporter PSM Makassar saat keluar Kantor Gubernur Sulsel.
"Pas di luar mi di hantam lagi anak-anak pakai pot bunga ada di keroyok," kesal Fajri.
"Terus kemarin kenapa masuk kantor Gubernur karena tidak ada pengamanan dari pihak Satpol PP," tutupnya.
Suporter PSM Polisikan Satpol PP Pemprov
Empat suporter PSM Makassar dilaporkan terluka usai diduga dianiaya oknum Satpol PP Pemprov Sulsel saat demo menuntut kejelasan pembangunan Stadion Mattoanging. Pihak suporter telah membuat laporan polisi terkait dugaan penganiayaan tersebut.
"Anak-anak juga sudah melapor ke Polres, melapor ke Polres dan sudah visum di Bhayangkara," ujar Jenderal Lapangan Aksi Aliansi Peduli Mattoanging Muhammad Al Fajri, Selasa (6/12).
Laporan pihak suporter tersebut teregistrasi dengan LP/2173/XII/2022/POLDA SULSEL/RESTABES MKS tanggal 5 Desember 2022.
"Saya laporkan Satpol terkait dengan pengeroyokan. Suporter itu sebenarnya banyak korban dan yang teridentifikasi 4 orang," ujarnya.
"Kondisinya sekarang dari kejadian kemarin ada memar, terus ada yang luka di dalam dan ada juga robek kakinya," sambungnya.
(ata/sar)