Suporter PSM Makassar keberatan dengan rencana PSSI membatasi penonton di stadion maksimal 50 persen imbas Tragedi Kanjuruhan. Pembatasan penonton tersebut dinilai bukan solusi.
"Saya kurang sepakat dengan hal itu (pembatasan penonton), karena saya rasa itu bukan solusi. Salah satu faktor banyaknya jatuh korban di Kanjuruhan karena overload. Artinya melebihi kapasitas," kata Sekjen Red Gank, Sadakati Sukma kepada detikSulsel, Rabu (13/10/2022).
Pria yang akrab disapa Sadat ini mengaku, sepakat dengan pembatasan penonton dari kapasitas stadion. Tetapi jumlahnya jangan sampai sebesar 50 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau maksimal dibatasi 10-20 persen cukup realistis. Kan yang perlu soal keamanan dan kenyamanan penonton," bebernya.
Sadat menilai, penonton dibatasi hanya setengah dari kapasitas stadion lebih banyak efek negatifnya. Terutama ke penyelenggaraan kompetisi, klub, dan suporter.
"Dibatasi 50 persen itu bukan sebuah solusi. Justru akan banyak tidak bagusnya, tidak baiknya terhadap sepak bola Indonesia," paparnya.
Sebelumnya, Ketua Tim Investigasi PSSI Ahmad Riyadh mengatakan, Liga 1 akan berlanjut dengan melakukan beberapa tahapan. Khususnya terkait kapasitas stadion yang akan dibatasi di awal-awal penyelenggaraan.
"Mungkin dengan percobaan-percobaan penonton 50 persen. Pertandingan yang berisiko tinggi, dikontrol dan pengamanan itu siap," kata Ahmad Riyadh kepada detikSulsel, Selasa (11/10).
Anggota Executive (Exco) PSSI tersebut menjelaskan, kelanjutan Liga 1 masih dalam pematangan. Khususnya menyangkut hal pengamanan dalam stadion yang ditarget selesai dalam 18 hari ke depan.
"Kalau pengamanan stadion sudah terpenuhi dalam 18 hari dengan kepolisian. Sudah clear, baru PSSI lanjutkan lagi kompetisi (Liga 1)," tuturnya.
Saat ini, terhitung 12 hari Liga 1 2022/2023 ditunda imbas Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang. FIFA telah memastikan kompetisi Liga 1 tetap bisa lanjut, namun dengan beberapa saran.
(ata/ata)