PSM Diminta Belajar dari Tragedi Kanjuruhan, Larang Gas Air Mata di Stadion

PSM Makassar

PSM Diminta Belajar dari Tragedi Kanjuruhan, Larang Gas Air Mata di Stadion

Tim detikSulsel - detikSulsel
Selasa, 04 Okt 2022 05:59 WIB
Laga PSM Makassar Vs Persija Jakarta di Stadion BJ Habibie, Parepare. (Ibnu Munsir/detikSulsel)
Foto: Suporter PSM Makassar mendukung tim kebanggannya di Stadion BJ Habibie, Parepare. (Ibnu Munsir/detikSulsel)
Makassar -

Tragedi Kanjuruhan diharapkan dapat menjadi pelajaran buat evaluasi seluruh klub sepak bola di Indonesia, termasuk PSM Makassar. Harapannya agar insiden yang sama tidak terulang kembali.

"Ini harus kita jadikan pembelajaran, perlu dibentuk kedewasaan dari suporter sendiri. Termasuk Panpel dan aparat keamanan. Karena semua elemen di sini terkait," kata Ketua Komunitas Dottoro Suporter (KDS), Achsan A Muin kepada detikSulsel, Senin (3/10/2022).

Pria yang akrab disapa Dokter Accank ini berharap agar para suporter lebih dewasa dalam mendukung tim kebanggaannya. Menurutnya, rivalitas hanya 2X45 menit di lapangan, setelahnya semua suporter bersaudara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalaupun tim kita kalah, tidak usah-mi dengan kerusuhan. Tinggalkan-mi yang lalu-lalu, kalah, rusuh, (lalu) membakar. Tim kita kalah, yah kita terima kekalahan, walaupun kecewa sudah pasti," imbuhnya.

Sementara untuk Panpel, ia berpesan, agar introspeksi diri. Hal-hal yang melanggar standar operasional prosedur (SOP) jangan sampai dilanggar. Termasuk aparat keamanan.

ADVERTISEMENT

"Sangat disesalkan pihak keamanan melepaskan gas air mata di dalam stadion. Padahal dalam ukuran nonton sepak bola di stadion, tidak ada SOP melepaskan gas air mata di situ," sesalnya.

Imbas kelalaian dalam menjalankan SOP, Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pun tak terelakkan. Sebanyak 125 orang tewas dan 323 lainnya luka-luka. Hal tersebut bermula saat suporter Arema FC tak terima tim kesayangannya, Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10) lalu.

Direktur Utama (Dirut) PSM Makassar Sadikin Aksa turut menyayangkan Tragedi Kanjuruhan terjadi. Ia berharap insiden tersebut dapat menjadi pembelajaran bagi Panpel PSM untuk lebih mawas diri untuk lebih memperhatikan prosedur penanganan setiap pertandingan yang akan berlangsung di Stadion Gelora BJ Habibie (GBH) Parepare ke depannya.

"Insiden di Kanjuruhan itu bukan antara Persebaya dan Arema, tapi antara Arema dan aparat, kalau ditanya siapa yang salah saya tidak tahu. Oleh karena itu saya minta di panpel (PSM) menjaga keamanan suporter yang hadir di Stadion," pinta Sadikin.

"Kejadian yang terjadi di Kanjuruhan kemarin Insyaallah suporter PSM sudah dewasa dan kejadian seperti ini tidak akan terjadi di Stadion (GBH) Parepare," imbuhnya.

Dampak dari Tragedi Kanjuruhan ini, PSSI meminta kepada LIB untuk untuk menghentikan sementara Liga 1 2022/2023. Ketua Umum PSSI, Mochamad Irawan mengatakan, belum bisa memastikan kapan Liga 1 kembali digulirkan.

"Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan hingga waktu yang tidak ditentukan. Selain itu tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini," kata Irawan dilansir dari situs PSSI, Senin (3/10).

Pria yang akrab disapa Iwan Bule ini menjelaskan, saat ini PSSI masih masih menunggu hasil dari tim investigasi terkait Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 orang dan menyebabkan 323 lainnya luka-luka. Rencananya tim investigasi ini akan bekerja selama 3-4 hari.

"Tentu menjadi evaluasi PSSI agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Kami juga langsung membentuk tim investigasi untuk insiden ini. Tim sudah bekerja mulai hari ini," tegasnya.




(ata/hsr)

Hide Ads