Tim pemenangan pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto-Azhar Arsyad (DIA) mendorong polisi mengusut isu bandar narkoba diduga membekingi salah satu kandidat di Pilgub Sulawesi Selatan (Sulsel). Hal itu agar masyarakat mendapat informasi yang jelas dari isu tersebut.
"Karena di Pilgub ini hanya ada 2 paslon, maka pihak berwajib harus segera merespons tudingan itu agar masyarakat dapat kejelasan. Apalagi isunya sudah menasional," ujar Juru Bicara DIA, Asri Tadda kepada detikSulsel, Selasa (19/11/2024).
Asri menilai isu tersebut berpotensi merugikan 2 paslon di Pilgub Sulsel. Agar tidak menjadi isu liar, dia mendorong aparat penegak hukum (APH) menyelidiki pernyataan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena tudingan itu tidak menyebut nama, saya kira kedua paslon potensi dirugikan. Jadi supaya clear, APH harus segera merespons," katanya.
Menurut Asri, polisi seharusnya segera memanggil mantan sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu yang membuat pernyataan soal isu itu. Harapannya agar polisi mendapat klarifikasi soal tudingan dari Said Didu.
"Seharusnya begitu (diperiksa). Polisi harus segera memanggil Pak Said Didu untuk klarifikasi tudingan tersebut," katanya.
Asri turut memastikan tim DIA tidak terkait dengan narkoba. Makanya, isu ini dinilai tak berpengaruh dalam pemenangan DIA.
"Kami yakin dan percaya, paslon DIA tak sedikitpun terkait dengan narkoba. Jadi kami tidak terpengaruh dengan hal itu. Tapi saya pikir semua tudingan itu harus segera di-clear-kan oleh kepolisian," ujarnya.
Asri menyebut DIA berkomitmen kuat untuk menjaga kualitas sumber daya manusia, terutama generasi muda dengan menjauhkan mereka dari segala hal yang dapat merusak masa depan, terutama dari ancaman narkoba. Makanya, lanjut Asri, dalam visi misi DIA ada program perkuatan keluarga melalui gerakan Jagai Anak ta'.
Sebagai informasi, isu soal adanya cagub Sulsel yang diduga dibekingi bandar narkoba muncul dari omongan mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu. Pernyataan Said disampaikan dalam podcast yang dipandu mantan Ketua KPK Abraham Samad.
Said Didu awalnya ditanya terkait calon gubernur yang didukung oligarki. Said Didu kemudian menyinggung maraknya peredaran narkoba di Sulsel. Dia pun mengimbau warga untuk tidak memilih kandidat yang dibekingi bandar narkoba.
"Nah saya hanya mengimbau seluruh rakyat Sulawesi Selatan, kalau Sulsel masih mau selamat dan menghasilkan orang-orang besar seperti Abraham Samad dan lain-lain maka jangan pilih calon yang dibekingi atau terkait dengan kita kenal sebagai bandar narkoba Sulawesi Selatan. Itu saja," kata Said Didu.
Tim paslon nomor urut 2, Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (ASS-Fatma) juga merasa isu peredaran narkoba itu salah alamat jika dimaksudkan untuk menyerang pasangan calonnya di Pilgub Sulsel 2024. Pihaknya berdalih hal itu tidak mempengaruhi kinerja tim pemenangan ASS-Fatma.
"Jadi kami tidak merasa bahwa serangan soal narkoba itu ke kandidat kami dan kita tidak ada bandar narkoba. Kalau ada bandar narkoba kan jangan dijadikan konsumsi politik tapi ditangkap orangnya," kata Jubir ASS-Fatma Muhammad Ramli Rahim kepada detikSulsel, Selasa (19/11).
Dia juga mendesak Polda Sulsel untuk memeriksa orang yang mengeluarkan pernyataan soal adanya kandidat di Pilgub Sulsel dibekingi bandar narkoba. Pasalnya, kata Ramli, hal itu bisa memicu kegaduhan.
"Kami mendesak Polda Sulsel untuk memeriksa orang yang berstatement demikian agar tidak menimbulkan kegaduhan," tegasnya.
(sar/ata)