Pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) nomor urut 1 Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto-Azhar Arsyad (DIA) menandatangani pakta integritas antikorupsi yang dilaksanakan lembaga Anti Corruption Committee (ACC) Sulawesi. Sementara paslon nomor urut 2, Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) tidak hadir dalam acara tersebut.
"Kami ingin melawan mulai dari indikasi korupsi. Ada (di dalam visi misi DIA). Itu tadi, pemerintah yang bersih, bebas dari indikasi korupsi," ujar Danny kepada wartawan usai penandatanganan pakta integritas antikorupsi di kantor ACC Sulawesi, Jalan AP Pettarani, Makassar, Minggu (17/11/2024).
Danny mengatakan upaya pemberantasan korupsi merupakan pondasi utama pemerintahan yang baik. Dia mengingatkan bahwa tanpa komitmen melawan korupsi, sebuah pemerintahan berisiko menghadapi kehancuran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ini dua periode (Wali Kota Makassar), tapi tiga kali maju (pemilihan kepala daerah/pilkada). Itu kotak kosong tengahnya (melawan kotak kosong pada Pilkada Makassar 2018). Saya anggap bahwa komitmen untuk pemberantasan korupsi itu adalah hal yang terpenting dalam pemerintahan," bebernya.
"Karena kalau tidak seperti itu, tunggu kehancuran pemerintahan itu sendiri. Itu urgensinya, apalagi mau menjadi gubernur," lanjut Danny.
Danny menegaskan komitmennya melawan korupsi sejak memimpin Makassar selama dua periode. Kata dia, pada level pemerintahan lebih tinggi, seorang pemimpin membutuhkan komitmen yang lebih kuat pula.
"Kalau kota saja yang kecil, kecil itu kota, kecil. Apalagi yang besar (provinsi). Orangnya banyak, persoalannya lebih rumit. Kalau tanpa komitmen untuk melawan korupsi, saya kira pemerintahan tidak akan berlangsung dengan baik," terangnya.
Lebih lanjut, Danny menjelaskan bahwa korupsi sering terjadi di lingkungan yang gelap atau tidak transparan. Menurutnya, keterbukaan menjadi salah satu kunci utama pencegahan korupsi.
"Begini, korupsi itu terjadi kalau dia 'gelap'. Kalau 'gelap' tidak tahu yang mana orang, yang mana tidak, di situ tempatnya. Begitu kita kasih 'terang' ini barang-barang, orang juga ... koruptor pun pasti segan-segan korupsi," tuturnya.
Danny enggan menanggapi soal pasangan nomor urut 2 Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (ASS-Fatma) yang tidak hadir pada penandatanganan pakta integritas ini. Dia hanya menyampaikan bahwa yang terpenting dirinya bersama wakilnya datang memenuhi undangan.
"Saya tidak tahu (soal pasangan nomor urut 2 tidak hadir). Yang penting saya hadir, taat dengan anu (undangan). Saya tidak komentari itu. Karena saya ... badai pun kita datang," ucapnya.
Sementara, Ketua Badan Pekerja ACC Sulawesi Abd Kadir Wokanubun mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk menegaskan komitmen kedua pasangan calon pada Pilgub Sulsel 2024 dalam mencegah dan memberantas korupsi. Namun, kata dia, pasangan nomor 2 berhalangan hadir.
"Kami menempatkan dua pasangan ini secara adil. Jadi, kami undang. Jauh hari sebelumnya itu kami komunikasi, tapi ternyata yang confirm dari pasangan 01," ungkapnya.
"Sampai tadi siang, tidak ada konfirmasi sama sekali (dari pasangan 02). Disampaikan bahwa pasangannya lagi di luar daerah," imbuhnya.
Kadir tidak mempermasalahkan salah satu pasangan calon yang tidak menghadiri penandatanganan pakta integritas ini. Namun, dia kembali menekankan bahwa pihaknya hanya ingin meminta komitmen terhadap persoalan korupsi ke depan.
"Ketidakdatangan dia (ASS-Fatma) kemungkinan persoalan, ya, kami anggap positif saja. Soal teknis saja. Tapi, secara substansi, murni ingin mengundang semua pasangan calon, sejauh mana komitmen untuk ketika terpilih semangat pemberantasan korupsi, upaya pencegahan korupsi, menjadi agenda prioritas," paparnya.
(hsr/sar)