Calon gubernur dan wakil gubernur Maluku Utara nomor urut 4, Sherly Tjoanda-Sarbin Sehe menggelar kampanye akbar di Kabupaten Halmahera Utara. Dalam kesempatan itu, Sherly mengungkapkan makna angka 72 yang terpampang di kaos bertuliskan Benny Laos.
Kampanye yang dihadiri ribuan masyarakat itu berlangsung di lapangan alun-alun kawasan pemerintahan di Desa MKCM, Kecamatan Tobelo, Halmahera Utara, Sabtu (16/11). Dalam kesempatan itu, Sherly menjelaskan awal mula kaos tersebut dibuat.
"Koko (Edbert Laos) dan Cece (Edlyn Laos) sini, coba lihat (angka 72 di kaos tertulis Benny Laos)," ucap Sherly Tjoanda memanggil kedua anaknya dan memperlihatkan kaos yang dikenakan Edbert kepada masyarakat, Sabtu (16/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Baju ini dibuat oleh mendiang almarhum suami saya, Benny Laos dan dibagi ke seluruh masyarakat Maluku Utara sejak dua tahun yang lalu. Kalau angkanya (72) di balik jadi tanggal berapa?" tanya Sherly.
Masyarakat pun serentak menjawab tanggal 27 yang berarti hari pencoblosan. Mendengar itu, Sherly kembali melontarkan pertanyaan bahwa di hari itu pergi ke mana dan coblos nomor berapa, lalu dijawab oleh masyarakat bergegas ke tempat pemungutan suara dan mencoblos nomor 4.
"Mungkin 72 dibalik menjadi 27, mungkin ini cara Tuhan untuk mengatakan bahwa tanggal 27 November nanti sejarah akan terbalik, Maluku Utara akan memiliki gubernur wanita pertama," tutur Sherly disambut sorakan masyarakat.
Sherly mengaku tidak bisa menolak kehendak Tuhan. Menurutnya, ini adalah jalan takdir dari Tuhan hingga membawanya bersama Sarbin Sehe, untuk hadir di hadapan masyarakat Halut.
"Saya pun tidak bisa menolak kehendaknya, membawa takdir saya, jalan Tuhan sehingga saya bisa berdiri di sini, di hadapan kalian semua," tuturnya.
Lebih lanjut Sherly menyebut paslon Sherly-Sarbin mendukung penuh program kerja Presiden Prabowo Subianto menuju Indonesia emas. Semua cita-cita harus dimulai dari Maluku Utara.
"Maluku Utara emas di tahun 2045 nanti, untuk itu kita harus mempersiapkan diri. Maluku Utara yang bangkit, maju, sejahtera, berkeadilan dan bermartabat," katanya.
Sherly kembali melontarkan pertanyaan soal pendidikan, beasiswa kuliah, layanan kesehatan, hingga infrastruktur jembatan dan jalan tani. Termasuk dapur yang layak di setiap rumah warga hingga pembangunan rumah ibadah.
"Siapa di sini yang mau pendidikan gratis? Beasiswa kuliah? Kesehatan gratis, layak dan terjangkau? Siapa yang mau jalan tani dibangun? Jadi papa-papa, mama-mama, tara (tidak) usah pikul-pikul itu kopra di pundak, biar Viar yang bawa (melalui jalan tani), setuju?" tuturnya.
"Siapa yang mau dia punya dapur direnovasi? Siapa yang mau rumah ibadah diselesaikan? Siapa yang mau pariwisata dan UMKM maju dan yang menjadi pergumulan kita semua, pemerataan pembangunan infrastruktur yang kita sebut dengan trans Kie Raha," lanjutnya.
Sherly pun menegaskan, infrastruktur jalan dan jembatan yang terputus akan dihubungkan. Termasuk akses transportasi udara hingga laut yang belum terkoneksi dan terjadwal dengan baik akan ditata kembali.
"Di mana jalan-jalan yang belum tersambung akan kita sambungkan, jembatan-jembatan yang belum tersambung akan kita sambungkan, kapal hingga jalur udara yang belum terkoneksi, belum nyaman, belum terschedule, belum ekonomis, kita nyamankan, kita layakkan, kita scedulkan, dan kita buat menjadi lebih ekonomis, setuju k tarada (atau tidak)?" imbuh Sherly.
(ata/asm)