Tim pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Maluku Utara nomor urut 4, Sherly Tjoanda-Sarbin Sehe membantah ada pendukungnya yang menyebut Sherly Tjoanda sama seperti istri Nabi Muhammad SAW, Siti Khadijah. Tim memastikan, pendukung Sherly-Sarbin sangat paham dengan toleransi agama dan menghargai perbedaan.
"Tidak ada pendukung paslon nomor 4 Sherly-Sarbin yang pernah menyampaikan pernyataan samakan Sherly Tjoanda dengan istri Rasulullah. Seluruh pendukung Sherly sangat paham tentang keberagaman, toleransi antar umat beragama, sangat menghargai perbedaan," ujar Juru Bicara Sherly-Sarbin, Nurlaela Syarif dalam keterangannya, Rabu (13/11/2024).
Isu menyamakan Sherly seperti Siti Khadijah beredar luas di media sosial pada Selasa (12/11). Isu tersebut adalah unggahan dari akun bernama Bernato Liandro, yang kemudian dikutip oleh dua media daring dan dibarengi dengan tanggapan dari sejumlah tokoh agama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sumber berita yang mengatakan Sherly Tjoanda sama dengan istri Rasul yang dikutip media, adalah akun medsos Facebook palsu yaitu atas nama akun Bernato Liandro. Akun FB palsu ini dalam framing media adalah pendukung paslon nomor 4 Sherly-Sarbin, padahal bukan pendukung paslon nomor 4," katanya.
"Media menggiring opini ke isu agama dengan meminta komentar ustaz, ulama yang menjadi tokoh dan tauladan masyarakat, soal ada pendukung Sherly Tjoanda menyamakan Sherly dengan istri Nabi, Siti Khadijah," lanjut Nurlaela.
Nurlaela menegaskan, pendukung Sherly-Sarbin ingin memenangi kontestasi Pilgub Malut dengan gagasan dan keadilan. Tim Sherly-Sarbin berharap kehadiran media massa di momentum pilkada mengedepankan tanggung jawab sosial dan moral, serta menjalankan etika.
"Kami tim media center sekaligus juru bicara paslon berharap kehadiran media massa, cetak dan online dalam konteks pilkada harus mengedepankan rasa tanggung jawab sosial dan moral, menjalankan etika jurnalis, kaidah-kaidah penulisan berita dan berimbang, apalagi soal kutipan narasumber tentang isu agama dan sara," katanya.
Menurut Nurlaela, hasil kajian tim media center Sherly-Sarbin atas isu tersebut, terlihat keberpihakan media dalam menggiring opini ke isu agama sangat kuat. Ia berharap perlu ada perhatian dari Bawaslu dan Dewan Pers terhadap media tersebut, karena pemberitaannya terkesan tendensius terhadap isu agama.
"Kami meminta Bawaslu, Dewan Pers, agar melakukan kajian dan teguran kepada media tersebut yang secara sengaja mengiring opini frame media tanpa mengedepankan standar kaidah penulisan jurnalis, mengutip akun palsu sebagai sumber berita isu agama," katanya.
"Framing media menggiring opini bahwa akun palsu itu adalah mayoritas mendukung Sherly Tjoanda yang samakan dengan istri Rasulullah, akan mendapat sensitivitas dan emosional publik," ujar Nurlaela.
Lebih lanjut Nurlaela meminta pihak kepolisian segera menelusuri akun palsu yang secara sengaja melanggar aturan. Adapun aturan yang dilanggar adalah menghina seseorang, agama, semua ras dan golongan sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 57 dan 66 PKPU Nomor 13 Tahun 2024 tentang kampanye.
"Para ustad juga diminta mencerna betul isu dan berita yang beredar di media sosial dari mana sumbernya, sehingga jangan menuduh seseorang yang terkesan ada keberpihakan calon tertentu, mestinya ustad memberikan ceramah yang bernuansa keberagaman," imbuh Nurlaela.
(asm/hsr)