Warga di Kota Ternate memuji sosok calon gubernur Maluku Utara (Malut) nomor urut 1, Sherly Tjoanda. Beragam ide dan gagasan Sherly saat bersama mendiang suaminya Benny Laos, dalam upaya membangun daerah membuat masyarakat kagum.
"Rekam jejak kilas balik perjalanan (Benny Laos bersama Sherly) kita kenal adalah orang yang benar-benar tulus memberikan support membangun Maluku Utara," ujar perwakilan tokoh masyarakat Kelurahan Afe Taduma, Kecamatan Pulau Ternate, Zainul Rahman, Jumat (8/11/2024).
Pujian itu terlontar saat Sherly bersama calon wakil gubernur Malut, Sarbin Sehe menggelar kampanye terbatas di Kelurahan Afe Taduma, Kecamatan Pulau Ternate, Jumat (8/11). Salah satu jejak yang ditinggalkan mendiang Benny Laos adalah menghadirkan hotel berbintang di Ternate.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu, tahun 2004-2005, ketika beliau (Benny Laos) bertemu dengan almarhum ko Syamsir Andili, wali kota Ternate saat itu, beliau sampaikan idenya mau bikin hotel berbintang di Kota Ternate. Ko Syam bilang, ceh, bae-bae jang ngana so (jangan sampai kamu sudah) gila k apa. Ternate bikin hotel berbintang siapa mau tinggal," ujar Zainul mengenang.
Ternyata lanjut Zainul, keinginan Benny membangun hotel bintang empat yang diberi nama hotel Bela itu pun terwujud. Oleh karena itu, jika ada menyebut Sherly yang hidup mendampingi mendiang suaminya Benny Laos telah berbuat banyak, patut diapresiasi.
Karena menurut Zainul, sebelum hotel Bela dibangun oleh Benny, pejabat yang datang hanya menginap di kedaton Kesultanan Ternate, dan setelah itu balik ke Jakarta. Tapi ketika hotel dibangun, presiden pun menginap di hotel tersebut.
"Tapi kalau orang mempertanyakan almarhum dan ibu calon gubernur kita Sherly punya kontribusi (apa?) mohon maaf. Presiden RI selama dua kali, pak Jokowi dan pak SBY nginap bermalam di Ternate selama kunjungannya ke sini, adalah jasa dari almarhum pak Benny dan istrinya ibu Sherly," tuturnya.
Lanjut Zainul, pengorbanan Sherly yang setia mendampingi perjuangan suaminya, mendiang Benny Laos semasa menjabat sebagai Bupati Pulau Morotai hingga maju sebagai calon gubernur tidak hanya darah dan keringat, tapi juga nyawa. Sehingga, Maluku Utara harus dititipkan pada orang yang tepat.
"Saya kira, kami yang hadir di sini, kami tidak punya pamrih, yang kami harapkan adalah kami menitipkan negeri ini, baik di kelurahan kami, kecamatan kami, kota kami, maupun provinsi Maluku Utara," ujarnya.
Lebih lanjut Zainul menuturkan semua orang mengaku bisa berbuat banyak untuk Maluku Utara. Tapi paslon Sherly-Sarbin adalah sosok yang tepat, lantaran punya rekam jejak dan jaringan di tingkat nasional.
"Semua orang mungkin bilang mereka juga bisa berbuat, tetapi kami yakin ibu (Sherly) dan pak Sarbin pasti lebih bisa untuk berbuat, kenapa? Mereka punya jejak rekam yang kita tahu, punya jejaring hingga di tingkat nasional," katanya.
Zainul kemudian menyebut penyebab Maluku Utara sulit maju seperti daerah lain, karena hanya berharap dari APBD. Oleh karena itu, dibutuhkan pemimpin yang memiliki jaringan luas untuk mendatangkan anggaran ke daerah.
"Kenapa daerah torang tara (kami tidak) maju selama ini, banyak hanya andalkan APBD. Kalau APBD pajak so tara naik, retribusi so tara naik, habislah kita. Kita berharap pemimpin ke depan punya jejaring di tingkat nasional," katanya.
"Kalau kita punya pemimpin yang punya jaringan sampai ke sana, insyaallah kita dapat. Tapi kalau lobi sana-sini tapi tidak ketemu sumbernya, sampai kapan pun torang tara (kita tidak) maju-maju," imbuhnya.
(ata/ata)