Calon Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto menyempatkan diri berdiskusi dengan Pemuda Ansor di Kota Palopo. Danny kemudian berbicara soal nasib pemekaran Luwu Raya sebagai provinsi.
Diskusi bareng pemuda Ansor tersebut berlangsung di sebuah warkop, Jalan Dr Ratulangi, Kota Palopo, Sabtu (2/11/2024) malam. Danny awalnya ditanya soal pemekaran Luwu Raya.
"(Rencana) Provinsi Luwu Raya ini sudah hampir terkubur karena sebagian besar masyarakat Luwu Raya sudah sangat bosan dengan janji-janji (politisi)," kata seorang penanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada saat mencari suara luar biasa untuk perjuangannya, tapi ketika sudah duduk sudah hampir lupa perjuangannya. Karena itu, kira-kira bapak melihat fenomena seperti ini, gambarannya seperti apa?," imbuhnya.
Respons Danny Pomanto
Danny mengaku pernah mendapatkan pertanyaan serupa saat berada di Luwu Utara. Dia kemudian memberikan sosialisasi pemekaran suatu wilayah menjadi provinsi merupakan kewenangan seorang presiden.
"Kalau (mau) jawaban jujur, tidak akan mungkin seorang calon gubernur bisa mekarkan Luwu Raya, tidak mungkin. Karena bukan kewenangannya, jadi kalau ada yang janji dia bisa mekarkan, pasti dalam bahasa Makassar balle-balle itu," kata Danny.
Kendati demikian, Danny berjanji menjadi bagian dari usaha masyarakat Luwu Raya. Menurutnya, impian tersebut tetap dapat terwujud dengan upaya bersama.
"Saya tidak akan janji insyaallah saya jadi gubernur Sulsel Luwu Raya akan terbentuk, saya tidak berani janji karena bukan kewenangan saya. Kecuali presiden kasi ka otorisasi, baru bisa. Tapi kan tidak, kewenangan itu ada pada presiden dan ada pada Mendagri," kata Danny.
"Saya yang bisa janji adalah bagaimana kita memfasilitasi semaksimal mungkin untuk ikhtiar kolektif masyarakat Luwu Raya bisa berhasil. Saya mau sampaikan jawaban jujur, ndag suka ka balle-balle (saya tidak suka bohong)," sambungnya.
(hmw/hsr)