Tim pemenangan pasangan calon nomor urut 1, Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto-Azhar Arsyad (Danny-Azhar) berharap pengamanan dievaluasi jelang debat kedua Pilgub Sulsel 2024. Sementara tim Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi (ASS-Fatma) mengklaim tanpa persiapan khusus.
"Tidak ada persiapan khusus, beliau berdua (ASS-Fatma) ini sudah jalan sosialisasi, dari sana mereka sudah dapat gambaran kondisi real," ujar Sekretaris Tim Pemenangan ASS-Fatma, Andi Januar Jaury Dharwis kepada detikSulsel, Jumat (1/11/2024).
Pasalnya, ASS-Fatma sudah teruji dan programnya sudah jalan di masyarakat saat menjabat gubernur Sulsel dan wakil wali kota Makassar. Program yang sementara jalan, kata Januar, sisa dilihat perkembangannya untuk disempurnakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apalagi keduanya sudah teruji, programnya sudah jalan di masyarakat, dari situ juga sudah menilai kebijakannya akan dievaluasi untuk dikembangkan, apa yang masih kurang akan disempurnakan. Sehingga dari tema debat nanti klasternya juga sudah didiskusikan," ujar
Januar mengaku penampilan ASS-Fatma di debat perdana sudah maksimal dan berhasil mencuri perhatian publik. Pihaknya mengaku tak persoalkan soal respons paslon nomor urut 1, Danny Pomanto-Azhar Arsyad yang mengkritik sejumlah jawaban ASS-Fatma yang dinilai melenceng.
"Ujungnya target debat untuk mencuri perhatian publik dan Pak Sudirman sudah melihat itu. Jadi biarkan masyarakat yang menilai termasuk soal teknis panggung debat. Selama Andalan Hati tidak langgar tatib," jelasnya.
Pihaknya juga sepakat dengan usulan KPU yang akan menggelar debat pada siang hari. Intinya, kata dia, debat dapat dijadikan referensi masyarakat dalam memilih calon pemimpinnya.
'"Pada dasarnya kita sepakat, kita serahkan ke KPU, kan goal-nya menyebar luas ke masyarakat melalui lembaga penyiaran," jelasnya.
Sementara itu, Juru Bicara (Jubir) Danny-Azhar, Asri Tadda mengusulkan agar pengamanan debat kedua Pilgub Sulsel dievaluasi. Pihaknya mengaku menyayangkan intimidasi tim dari pendukung ASS-Fatma ke Danny saat pelaksanaan debat perdana.
"Iya, kami sangat menyayangkan hal itu terjadi. Padahal kami sudah komitmen menjadikan debat sebagai sarana positif untuk edukasi politik publik. Protes sudah kami layangkan ke KPU sebagai penyelenggara," ujarnya.
Tim Danny-Azhar, kata Asri, sepakat dengan opsi yang ditawarkan KPU untuk menggelar debat di siang hari. Namun yang perlu ditekankan adalah komitmen bersama untuk tidak melakukan pengerahan massa ditepati.
"Cukup baik opsi ini. Tetapi bagaimana pun, mobilisasi massa seharusnya dihindari karena potensial menimbulkan gesekan antar kubu. KPU harus tegas soal ini dan harus ada sanksi bagi pihak yang melanggar. Pihak keamanan juga harus bekerja lebih baik, mengamankan kandidat sejak pintu kedatangan, bukan hanya menunggu di dalam," ujar Asri.
Sementara soal jalannya debat, dia berharap moderator diberi keleluasaan untuk menginterupsi jawaban yang melenceng. Pasalnya pada debat perdana, kata Asri, sejumlah respons paslon ASS-Fatma terhadap pertanyaan melenceng.
"Harusnya moderator ingatkan jika melenceng dari substansi pertanyaan," pungkas Asri.
(sar/hsr)