Peta dan Analisa Kekuatan Terkini Pilwalkot Makassar 2024

Tim detikSulsel - detikSulsel
Senin, 14 Okt 2024 08:50 WIB
Ilustrasi pilkada. Foto: Freepik/freepik
Makassar -

Peta kekuatan terkini pasangan calon (paslon) pada Pilwalkot Makassar 2024 mulai terlihat lewat survei Indikator Politik Indonesia. Hasilnya, paslon nomor urut 2 Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA) meraih elektabilitas tertinggi dan disusul paslon nomor urut 3 Indira Jusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi (INIMI) di posisi kedua.

Survei Indikator bertajuk 'Peta Elektoral Terkini Pilwalkot Makassar 2024' dirilis secara daring, Sabtu (12/10/2024). Survei ini dilakukan pada periode 30 September-8 Oktober dengan jumlah sampel 800 responden.

Responden yang dipilih merupakan seluruh warga Makassar yang punya hak pilih. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan toleransi kesalahan atau margin of error sekitar ± 3,5% dengan tingkat kepercayaan 95%.


Pada simulasi 4 paslon, elektabilitas Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham berada di posisi teratas dengan 36,7%. Kemudian disusul Indira Jusuf ismail-Ilham Ari Fauzi (INIMI) dengan 25%.

Selanjutnya Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi (SEHATI) meraih 18,9%. Selanjutnya paslon Amri Arsyid-Abdul Rahman Bando (AMAN) tertinggal jauh dengan meraih 3,6%.

Indikator juga memotret tingkat keterkenalan masing-masing kandidat. Hasilnya, Munafri berada di posisi teratas, disusul Indira, Andi Seto, dan Amri.

"Masing-masing calon tidak berimbang tingkat dikenalnya, 81% yang mengenal Munafri, ada 74% yang mengenal Indira, ada 72% yang kenal Andi Seto dan hanya 1/3 pemilih Makassar yang mengenal Pak Amri," ujar Founder dan Peneliti Senior Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam pemaparannya.

Pada kategori elektabilitas ini, Indikator juga memetakan elektabilitas paslon dengan kategori mengenal semua paslon. Sampel yang mengenal semua paslon sebanyak 212 dari toral 800 responden.

"Dalam sampel kita ada 212 dari total 800 yang mengaku mengenal 4 calon. Ternyata Pak Munafri elektabilitasnya tak terdampak kalau misalnya ada nama-nama lain yang popularitasnya meningkat, agak naik malah," kata Burhanuddin.

"Kemudian untuk Pak Andi Seto, dia itu relatif stabil, tidak ada bedanya antara sampel umum dengan sampel 4 nama, yang agak turun Ibu Indira dari 25% menjadi 22,8%," tambahnya.

Selanjutnya, paslon lain yakni Amri Arsyid-Rahman Bando mengalami peningkatan elektabilitas signifikan. Namun peningkatan elektabilitasnya belum terlihat berpengaruh.

"Ada calon lain yang meningkat selain Pak Munafri dan peningkatannya lebih tajam yaitu Pak Amri Arsyid-Abdul Rahman Bando, dua kali lipat. Tapi karena dari base-nya 3,6% jadi dampak kenaikan elektabilitasnya belum terlihat kompetitif untuk menyaingi calon lain," ungkapnya.

Elektabilitas Paslon Pilwalkot Makassar 2024

1. Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham: 36,7%
2. Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi: 18,9%
3. Indira Jusuf ismail-Ilham Ari Fauzi: 25%
4. Amri Arsyid-Abdul Rahman Bando: 3,6%

Analisa Kekuatan Paslon Pilwalkot Makassar 2024

Pengamat politik yang juga Direktur Nurani Strategic Nurmal Idrus menyebut elektabilitas paslon pada Pilwalkot Makassar 2024 terus bergerak dinamis. Dia awalnya mengingatkan paslon mewaspadai swing voters atau pemilih yang belum menentukan pilihan.

"Kalau daerah lain, kan, tingkat loyalitas dan militansi pendukung sangat kuat. Kalau di Makassar itu, kan, goyang-goyang sebenarnya," ujar Nurmal kepada detikSulsel, Minggu (13/10).

Menurut Nurmal, elektabilitas antara MULIA dan INIMI yang selisih mencapai 11% atau berada di luar margin error ± 3,5%, masih bisa mengalami anomali suara mendekati hari pencoblosan. Hal itu, kata dia, bisa dipengaruhi berbagai faktor.

"Dengan kondisi seperti ini, dengan kondisi selisih 11%, sebenarnya di luar margin error, relatif aman. Cuma, anomali suara yang tidak bisa kita prediksi," katanya.

"Jangan sampai, misalnya, di terakhir ada gerakan yang dilakukan oleh dua kandidat (INIMI dan SEHATI) yang mengejarnya ini. Makassar ini, kan, tingkat loyalitas pemilih tergolong rendah. Mereka banyak didorong dua hal. Pertama, tawaran program yang disampaikan. Kedua, manfaat apa yang sebenarnya yang diterima oleh pemilih, manfaat langsung dan manfaat tidak langsung," terangnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.




(asm/hsr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork