Peta kekuatan terkini pasangan calon (paslon) pada Pilwalkot Makassar 2024 mulai terlihat lewat survei Indikator Politik Indonesia. Hasilnya, paslon nomor urut 2 Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA) meraih elektabilitas tertinggi dan disusul paslon nomor urut 3 Indira Jusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi (INIMI) di posisi kedua.
Survei Indikator bertajuk 'Peta Elektoral Terkini Pilwalkot Makassar 2024' dirilis secara daring, Sabtu (12/10/2024). Survei ini dilakukan pada periode 30 September-8 Oktober dengan jumlah sampel 800 responden.
Responden yang dipilih merupakan seluruh warga Makassar yang punya hak pilih. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan toleransi kesalahan atau margin of error sekitar Β± 3,5% dengan tingkat kepercayaan 95%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada simulasi 4 paslon, elektabilitas Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham berada di posisi teratas dengan 36,7%. Kemudian disusul Indira Jusuf ismail-Ilham Ari Fauzi (INIMI) dengan 25%.
Selanjutnya Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi (SEHATI) meraih 18,9%. Selanjutnya paslon Amri Arsyid-Abdul Rahman Bando (AMAN) tertinggal jauh dengan meraih 3,6%.
Indikator juga memotret tingkat keterkenalan masing-masing kandidat. Hasilnya, Munafri berada di posisi teratas, disusul Indira, Andi Seto, dan Amri.
"Masing-masing calon tidak berimbang tingkat dikenalnya, 81% yang mengenal Munafri, ada 74% yang mengenal Indira, ada 72% yang kenal Andi Seto dan hanya 1/3 pemilih Makassar yang mengenal Pak Amri," ujar Founder dan Peneliti Senior Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam pemaparannya.
Pada kategori elektabilitas ini, Indikator juga memetakan elektabilitas paslon dengan kategori mengenal semua paslon. Sampel yang mengenal semua paslon sebanyak 212 dari toral 800 responden.
"Dalam sampel kita ada 212 dari total 800 yang mengaku mengenal 4 calon. Ternyata Pak Munafri elektabilitasnya tak terdampak kalau misalnya ada nama-nama lain yang popularitasnya meningkat, agak naik malah," kata Burhanuddin.
"Kemudian untuk Pak Andi Seto, dia itu relatif stabil, tidak ada bedanya antara sampel umum dengan sampel 4 nama, yang agak turun Ibu Indira dari 25% menjadi 22,8%," tambahnya.
Selanjutnya, paslon lain yakni Amri Arsyid-Rahman Bando mengalami peningkatan elektabilitas signifikan. Namun peningkatan elektabilitasnya belum terlihat berpengaruh.
"Ada calon lain yang meningkat selain Pak Munafri dan peningkatannya lebih tajam yaitu Pak Amri Arsyid-Abdul Rahman Bando, dua kali lipat. Tapi karena dari base-nya 3,6% jadi dampak kenaikan elektabilitasnya belum terlihat kompetitif untuk menyaingi calon lain," ungkapnya.
Elektabilitas Paslon Pilwalkot Makassar 2024
1. Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham: 36,7%
2. Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi: 18,9%
3. Indira Jusuf ismail-Ilham Ari Fauzi: 25%
4. Amri Arsyid-Abdul Rahman Bando: 3,6%
Analisa Kekuatan Paslon Pilwalkot Makassar 2024
Pengamat politik yang juga Direktur Nurani Strategic Nurmal Idrus menyebut elektabilitas paslon pada Pilwalkot Makassar 2024 terus bergerak dinamis. Dia awalnya mengingatkan paslon mewaspadai swing voters atau pemilih yang belum menentukan pilihan.
"Kalau daerah lain, kan, tingkat loyalitas dan militansi pendukung sangat kuat. Kalau di Makassar itu, kan, goyang-goyang sebenarnya," ujar Nurmal kepada detikSulsel, Minggu (13/10).
Menurut Nurmal, elektabilitas antara MULIA dan INIMI yang selisih mencapai 11% atau berada di luar margin error Β± 3,5%, masih bisa mengalami anomali suara mendekati hari pencoblosan. Hal itu, kata dia, bisa dipengaruhi berbagai faktor.
"Dengan kondisi seperti ini, dengan kondisi selisih 11%, sebenarnya di luar margin error, relatif aman. Cuma, anomali suara yang tidak bisa kita prediksi," katanya.
"Jangan sampai, misalnya, di terakhir ada gerakan yang dilakukan oleh dua kandidat (INIMI dan SEHATI) yang mengejarnya ini. Makassar ini, kan, tingkat loyalitas pemilih tergolong rendah. Mereka banyak didorong dua hal. Pertama, tawaran program yang disampaikan. Kedua, manfaat apa yang sebenarnya yang diterima oleh pemilih, manfaat langsung dan manfaat tidak langsung," terangnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Nurmal menjelaskan kondisi itu bukan hanya terjadi di Makassar, tetapi juga wilayah perkotaan lainnya. Menurutnya, tingkat kesejahteraan maupun pendidikan masyarakat sangat memengaruhi persepsi terhadap paslon.
"Memang perkotaan seperti itu. Dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang tergolong sebagian besar rendah, tingkat pendidikan masyarakat, makanya perubahan elektabilitas, perubahan persepsi, itu sangat mungkin terjadi di Makassar," tuturnya.
Di sisi lain, Nurmal menilai MULIA mengalami stagnasi dalam pergerakan elektabilitas yang dari sebelum-sebelumnya memang berkisar antara 36% hingga 40%. Sementara, kata dia, INIMI dan SEHATI justru menunjukkan pergerakan signifikan.
"Saya melihat ini, Appi yang agak stagnan, ya. Appi itu memang berputarnya di angka 36% sampai 40%. Kalau dilihat dari kondisi pergerakan lapangan, memang ada dua kandidat ini di bawah yang kencang. Pertama, Seto. Kedua, Ibu Indira," katanya.
Menurutnya, strategi door to door yang diterapkan INIMI melalui struktur RT/RW yang dibangun suami Indira, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto, sangat efektif dalam menjangkau pemilih. Sementara, kata dia, SEHATI meskipun tidak sekuat INIMI, tetap menunjukkan gerakan cukup masif melalui mobilisasi massa.
"Ibu Indira ini menggunakan struktur di level RT/RW yang dipelihara oleh Pak Danny kemarin. Menurut saya, itu sangat efektif karena mereka secara door to door atau rumah tangga. Sementara, Seto juga bergerak, walaupun tidak sekencang struktur Ibu Indira, tetapi bersosialisasi juga kencang. Banyak sekali program-program sosialisasinya yang saya lihat lebih menekankan pada mobilisasi massa," bebernya.
"Jadi, dua hal strategi itu, door to door dan mobilisasi massa, memang sangat efektif dalam pergerakan untuk meningkatkan elektabilitas. Itu, kan, menyangkut dengan jangkauan pemilih," tambahnya.
Menurutnya, MULIA perlu mengambil langkah untuk mengimbangi pergerakan pesaingnya dengan menggabungkan strategi-strategi tersebut guna menahan laju kenaikan elektabilitas INIMI maupun SEHATI.
"Appi memang ada saya lihat penurunan dalam laju elektabilitas karena ada kondisi stagnan dari program-program, ya. Kalau saya, Appi dengan kondisi seperti di atas terus, dia harus mengimbangi pergerakan dari dua kandidat yang bersosialisasi terus di bawahnya," ucapnya.
"Tidak masalah dia mengombinasi antara pergerakan yang mengandalkan struktur door to door dengan mobilisasi massa. Dia harus lakukan itu. Kenapa? Untuk menahan laju kenaikan dua paslon di bawahnya," imbuhnya.
Nurmal menekankan bahwa tiga paslon teratas, yakni MULIA, INIMI, dan SEHATI, akan terus bersaing hingga akhir. Di sisi lain, kata dia, kemungkinan AMAN untuk memberikan kejutan tetap terbuka.
"(Apakah MULIA dan INIMI akan menguasai peta persaingan) agak sulit untuk memprediksi, ya, karena pergerakan Seto juga tidak bisa dianggap biasa-biasa saja. Jadi, menurut saya, tiga kandidat yang bersaing hingga akhir-lah. Tanpa menafikan kandidat Amri-Rahman," tuturnya.