Direktur Nurani Strategic Nurmal Idrus menilai elektabilitas Chaidir Syam tidak berubah signifikan meski pendampingnya, Suhartina Bohari yang dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS) dalam tes kesehatan di Pilkada Maros 2024. Nurmal mengatakan, kegagalan bakal calon wakil bupati (bacawabup) Maros Suhartina dalam tes tersebut merupakan hal personal.
"Saya pikir tidak ada perubahan yang signifikan, ya, terkait dengan peluang Pak Chaidir. Kenapa? Karena ini, kan, memang pertama dia melawan kolom kosong. Kedua, elektabilitas Pak Chaidir yang tinggi dibanding dengan Ibu Suhartina," ujar Nurmal kepada detikSulsel, Minggu (8/9/2024).
Nurmal lantas menyinggung pengaruh penggantian bacawabup yang dilakukan dalam waktu singkat. Menurut dia, siapa pun sosok yang menggantikan Suhartina sebagai pendamping Chaidir, peluang untuk memenangkan Pilkada Maros tidak akan berbeda dengan sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, menurut saya walaupun kemudian dia mengganti wakil dalam waktu yang tiba-tiba seperti ini, saya pikir tidak akan terlalu banyak mengganggu elektabilitasnya," katanya.
Lebih lanjut, Nurmal menegaskan persoalan yang menimpa Suhartina adalah masalah personal yang tidak berhubungan langsung dengan Chaidir. Oleh karena itu, kata dia, hal ini dinilai tidak akan merusak citra keduanya.
"Karena, kan, persoalan Ibu Suhartina ini personalnya, bukan pasangan. Apa yang menimpa Ibu Suhartina itu tidak akan berpengaruh terhadap elektabilitas Pak Chaidir karena ini urusan personal yang tidak mungkin bisa dikaitkan dengan Pak Chaidir," tuturnya.
"Seandainya itu adalah persoalan, misalnya korupsi, mungkin bisa (berpengaruh) karena ini mereka sama-sama selama lima tahun. Kalau itu urusan pemerintahan yang membuat dia gagal," tambahnya.
Nurmal menyebut Chaidir harus memilih sosok yang bisa membantu menyelesaikan program-program pada periode terakhirnya dengan baik. Dia mengatakan figur calon wakil yang akan menjadi pengganti tidak mudah karena waktunya cukup singkat.
"Jadi, sekarang ini menurut saya, ya, tinggal Pak Chaidir menentukan siapa yang terbaik. Saya pikir tidak akan terlalu sulit bagi beliau. Tetapi, yang paling penting menurut saya, Pak Chaidir ini harus memilih wakil yang benar-benar bisa menjamin, dia dibantu dalam menuntaskan semua program di periode sesi terakhirnya ini," terangnya.
"Dia, kan, harus konsentrasi untuk menyelesaikan banyak program. Jadi, dia punya kesempatan untuk menuntaskan semua programnya karena tidak dibantu lagi hal-hal politis. Bahwa dia akan maju lagi di periode ketiga, kan, tidak bisa lagi. Wakilnya ini harus dipastikan bahwa tidak banyak bermanuver politik dan fokus membantu Pak Chaidir," tambahnya.
Selain itu, lanjut Nurmal, sosok bacawabup pengganti mesti dipastikan tidak akan menjadi lawan politik di masa depan. Menurutnya, hal itu juga untuk memastikan program yang ada saat ini bisa berlanjut nantinya.
"Kedua, tentu harus ada jaminan bahwa yang menggantikan Ibu Suhartina adalah orang yang bisa menjamin keberlanjutan program yang telah dibangun. Terakhir, tentu tidak berpotensi menjadi lawan politiknya ke depan. Saya pikir Pak Chaidir tidak terlalu sulit untuk menentukan itu," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perhubungan, dan Pertanahan (PUTRPP) Maros Muetazim Mansyur diusulkan menjadi pengganti Suhartina sebagai bacawabup mendampingi Chaidir pada Pilkada Maros 2024. Penunjukan Muetazim disebut kesepakatan partai pengusung setelah Suhartina dinyatakan gagal dalam tes kesehatan.
"Iya, sudah ada (pengganti Suhartina sebagai bakal calon wakil bupati di Pilkada Maros 2024)," ujar Ketua Bappilu DPD I Golkar Sulsel La Kama Wiyaka kepada detikSulsel, Minggu (8/9).
La Kama menyebut Muetazim memiliki rekam jejak di berbagai organisasi. Selain Kepala Dinas PUTRPP Maros, Muetazim juga merupakan Bendahara Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), organisasi di bawah naungan Golkar.
"Itu kesepakatan partai pengusung dengan calon. Sejak kemarin prosesnya. Itu yang jadi," jelasnya.
(sar/ata)