Direktur Nurani Strategic Nurmal Idrus menilai pasangan calon petahana Chaidir Syam-Suhartina Bohari yang berpotensi melawan kotak kosong di Pilkada Maros 2024 akan melaju mulus. Chaidir-Suhartina dinilai berkinerja baik selama memimpin serta mendapatkan penerimaan positif dari masyarakat.
Nurmal menjelaskan bahwa potensi adanya kotak kosong di Pilkada Maros menunjukkan tidak ada figur lain yang siap menantang Chaidir-Suhartina. Menurutnya, hal ini bukan tanpa alasan mengingat kinerja pemerintahan keduanya selama ini dinilai cukup baik oleh masyarakat.
"Sebenarnya tidak perlu lagi ada kotak kosong kalau memang keinginan untuk bertarung dari figur-figur itu tidak ada. Karena, kan, ambang batas sudah diturunkan lebih rendah (setelah putusan Mahkamah Konstitusi)," ujar Nurmal kepada detikSulsel, Jumat (30/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tetapi, problemnya memang, menurut saya, Maros ini lebih banyak dipengaruhi oleh kinerja pemerintahan Chaidir-Suhartina yang tergolong bagus. Jadi, itu akibatnya angka penerimaan atau tingkat kesukaan masyarakat di Maros ini tinggi yang kemudian memengaruhi keinginan orang untuk bertarung melawan dia," tambahnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan kinerja baik tersebut berdampak pada tingginya penerimaan masyarakat terhadap pasangan Chaidir-Suhartina yang membuat figur-figur lain enggan untuk maju melawan mereka.
"Memang tidak ada figur-figur yang relatif muncul untuk melawan atau bisa mengimbangi ketokohannya (Chaidir-Suhartina) setelah perhelatan tahun 2020 (Pilkada Maros 2020). Itu sangat memengaruhi dan di survei-survei awal itu, kan, sangat kelihatan sekali bahwa memang Chaidir-Suhartina ini sebagai pasangan yang diinginkan untuk kembali memimpin," bebernya.
Chaidir-Suhartina yang diusung 16 partai politik (parpol), menurut Nurmal, menunjukkan bahwa partai-partai juga menaruh kepercayaan penuh kepada pasangan ini. Hubungan yang baik antara pasangan Chaidir-Suhartina dan partai-partai politik selama masa kepemimpinan mereka turut memengaruhi keputusan partai untuk tidak mengusung calon penantang.
"Relasi antara Chaidir-Suhartina selama dia memimpin dengan partai-partai ini terjalin dengan baik. Akibatnya, partai itu berpikir pintar saja. Ini ada calon yang terbaik dan selama satu periode kepemimpinan mereka juga bisa menjadi pengayom yang baik. Tentu partai-partai juga wajar tidak memunculkan calon yang menantang mereka (Chaidir-Suhartina)," terangnya.
Dengan tingkat penerimaan masyarakat yang tinggi, di atas 80% berdasarkan berbagai survei, Nurmal memprediksi Chaidir-Suhartina akan melaju dengan mudah memimpin Maros untuk periode kedua.
"Dari beberapa survei yang saya lihat itu, kan, tingkat penerimaan masyarakat di atas 80%. Peluang untuk menang dengan angka seperti itu sangat besar. Kalau bukan incumbent, ya, peluang untuk dikalahkan kotak kosong memang besar. Dia akan bisa melaju dengan mudah untuk kemudian memimpin di periode kedua," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Chaidir-Suhartina jadi satu-satunya pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati yang mendaftar di KPU untuk bertarung pada Pilkada Maros 2024. Chaidir-Suhartina yang diusung 16 parpol berpotensi besar melawan kotak kosong.
"Iya (Chaidir-Suhartina) satu-satunya pendaftar di tiga hari (27-29 Agustus) kemarin," ujar Ketua KPU Maros Jumaedi kepada detikSulsel, Jumat (30/8).
Jumaedi mengungkapkan, Chaidir-Suhartina datang mendaftar pada hari kedua atau Rabu (28/8). Mereka diantar 16 parpol pengusung, yakni Golkar, PAN, PDIP, NasDem, Gelora, Hanura, PPP, PKS, Perindo, Gerindra, PBB, PKB, Demokrat, PSI, Partai Buruh, dan PKN.
(asm/asm)