Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan (Pilgub Sulsel) 2024 akan mempertarungkan dua pasangan calon (paslon), yakni Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (ASS-Fatma) dan Moh Ramdhan Pomanto-Azhar Arsyad (Danny-Azhar). Kedua paslon itu pun melontarkan beragam pernyataan sebagai sikap politiknya setelah resmi mendaftar di KPU Sulsel.
Dua paslon gubernur dan wakil gubernur tersebut mendaftar di Kantor KPU Sulsel, Jalan AP Pettarani, Kota Makassar, Kamis (29/8/2024). Pasangan ASS-Fatma yang dikenal dengan akronim Andalan Hati menjadi kandidat pertama yang melakukan pendaftaran.
ASS-Fatma mendaftar dikawal 10 partai politik (parpol) pengusung yang 3 di antaranya merupakan partai non-parlemen. Kesembilan partai tersebut, yakni Nasdem (17 kursi), Gerindra (13 kursi), Golkar (14 kursi), PKS (7 kursi), Demokrat (7 kursi), PAN (4 kursi), Hanura (1 kursi), PSI (non-kursi), Gelora (non-kursi), dan Perindo (non-kursi).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Danny-Azhar menjadi kandidat kedua yang melakukan pendaftaran di KPU Sulsel. Pasangan berakronim DIA tersebut diusung 3 partai pemilik kursi DPRD Sulsel, yakni PDIP (6 kursi), PKB (8 kursi), dan PPP (8 kursi).
Danny-Azhar juga didukung tiga parpol tanpa kursi di DPRD Sulsel, yakni Partai Buruh, PBB, dan Ummat. Namun ketiga partai itu tidak terdaftar di aplikasi sistem pencalonan (Silon) KPU sebagai partai pengusung Danny-Azhar.
Menuju Sulsel Maju dan Berkarakter
![]() |
Setelah mendaftar di KPU, paslon ASS-Fatma mengungkapkan cita-cita untuk menjadikan Sulsel semakin maju. Hal ini selaras dengan jargon yang diusung pasangan Andalan Hati, yakni 'Sulsel Maju dan Berkarakter'.
"Kami berharap kepada seluruh teman-teman (pendukung) selama proses ini untuk menjaga ketertiban, menjaga sipakatau, sipakalebbi, karena kami Andalan Hati mengedepankan sopan santun sebagai karakter untuk Sulsel maju yang berkarakter," kata Andi Sudirman.
Mantan Gubernur Sulsel ini pun mengapresiasi KPU dan Bawaslu Sulsel yang telah mengakomodir pendaftaran ASS-Fatma. Dia juga berterima kasih kepada parpol yang memberikannya dukungan.
"Kami sampaikan hari ini berkas telah diterima, sudah lengkap dan siap untuk diproses lebih lanjut. Mohon maaf sekiranya jika ada yang kurang dari semua proses yang telah berjalan," tutur Andi Sudirman.
Pesan Jaga Netralitas dan Profesional
Senada, Fatmawati Rusdi mengatakan pendaftaran di KPU Sulsel sebagai awal untuk bertarung dalam pesta demokrasi. Dia berharap Pilgub Sulsel 2024 berjalan aman dan damai.
"Tentu kita semua menginginkan pemilukada ini berjalan demokratis, adil dan menghadirkan pemimpin yang baik," kata Fatma.
Mantan Wakil Wali Kota Makassar ini juga menitip pesan kepada aparat keamanan tetap profesional dalam mengawal pilkada. Kader NasDem ini juga menekankan penyelenggara pemilu juga punya peran strategis dalam menciptakan pilkada damai.
"Begitu juga kepada penyelenggara dalam hal ini KPU, TNI, Polri, semoga senantiasa mengedepankan netralitas dan profesional dalam bekerja. Terima kasih kepada KPU yang telah menerima kami dengan profesional hari ini," jelasnya.
Fatma menegaskan, paslon ASS-Fatma siap mengikuti semua tahapan pilkada. Pihaknya selanjutnya akan menjalani pemeriksaan kesehatan sebagai salah salah persyaratan maju Pilgub Sulsel.
"Kami Andalan Hati bekerja profesional sesuai tagline kami untuk Sulsel Maju Berkarakter, mengedepankan sopan santun dan mengedepankan sipakatau, sipakalebbi, mudah-mudahan kita ini bisa sama-sama menjaga Sulsel lebih baik," tambah Fatma.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya...
Nasib 3 Partai Pengusung Danny-Azhar
KPU Sulsel menyatakan tiga partai tanpa kursi atau non seat yang mendukung Danny-Azhar, yakni Partai Buruh, PBB, dan Ummat, tidak terdaftar di aplikasi Silon. Hal itu diakui anggota KPU Sulsel Ahmad Adiwijaya.
"Partai non seat ini harus memenuhi persyaratan dokumen pencalonan seperti masuk dalam model B pencalonan dan persetujuan pimpinan parpol pusat yang kemudian diunggah ke sistem informasi pencalonan sebagaimana 3 partai politik yang telah lebih dulu mendaftar di KPU," kata Ahmad.
Danny pun pasrah dengan kondisi tersebut. Namun Danny meyakini ketiga partai punya nilai tawar dan tetap komitmen memberikan dukungan di Pilgub Sulsel.
"Kami pribadi dengan Pak Azhar dan teman-teman Partai PDI Perjuangan, PPP, dan PKB, kami menganggap bahwa tiga partai non seat adalah setara dengan tiga partai sebelumnya," tegas Danny.
Berkas ketiga partai tersebut dikembalikan karena proses pendaftaran sebagai partai pengusung terkendala di Silon. Kubu Danny-Azhar pun sepakat tidak melakukan perbaikan karena membutuhkan waktu dan mekanisme yang panjang.
"Kalau kita masukkan kembali itu harus mengulang kembali dan harus mendaftar kembali. Tapi dengan penuh rasa terima kasih dan respek yang tinggi kepada Partai Buruh, Partai Ummat, dan PBB, beliau-beliau karena prinsipnya mengusung DIA secara utuh," jelasnya.
Modal Pengalaman Bertarung di Pilkada
![]() |
Paslon Danny-Azhar tidak gentar bertarung dengan paslon ASS-Fatma di Pilgub Sulsel. Danny lantas berbicara terkait pengalamannya bertarung dalam pilkada.
Danny pertama kali menjadi wali kota Makassar usai memenangkan Pilwalkot Makassar 2013 lalu. Kala itu ada 10 paslon yang bertarung. Dia juga menyinggung saat kotak kosong menang di Pilwalkot Makassar 2018 lalu.
"Saya ini kan punya pengalaman head to head, kotak kosong, 10 calon, sudah biasa. Jadi apa saja insyaallah kami siap. Tungguma," tegas Danny yang juga Wali Kota Makassar ini.
Danny mengaku selama kepemimpinannya kerap mendapat cercaan atau bullying. Namun Danny menanggapi santai situasi yang dianggapnya sebagai kampanye negatif tersebut.
"Saya ini kan memang selalu di-bully, anu biasa ji itu. Bagi saya negatif campaign, bagi saya sejahat-jahatnya masih ada kebaikannya walaupun 1 persen. Dan kami ini bukan orang yang sempurna," tuturnya.
"Leader itu bukan tukang sulap. Karena ketidaksempurnaan itu kami butuh kita semua untuk sama-sama membantu, sama-sama bekerja, sipakatau sipakalebbi, taroada tarogau, insyallah Sulawesi Selatan jauh lebih baik," jelas Danny.
Isu Nepotisme di Balik Pilkada di Sulsel
Isu nepotisme mencuat seiring pencalonan Danny di Pilgub Sulsel. Kabar itu semakin berkembang seiring pencalonan istri Danny, Indira Jusuf Ismail yang ikut maju di Pilwalkot Makassar.
"Orang tanya tidakkah nepotisme? 10 tahun saya menjabat teman-teman bisa buktikan kalau ada keluarga saya, anak saya, saudara saya, ipar saya yang urus proyek, yang urus jabatan selama 10 tahun. Kalau ada buktikan satu, saya suruh mundur ibu (dari Pilwalkot Makassar)," ungkap Danny.
Danny menegaskan pencalonan dirinya dan sang istri di pilkada menindaklanjuti aspirasi masyarakat. Dia membantah pencalonan Indira di Pilkada Makassar atas dorongannya yang masih berstatus Wali Kota Makassar.
"Ini konsekuensi dari pemilu serentak. Jadi tugasnya ibu itu menjaga suara di Makassar agar utuh. Ada orang tanya kenapa Pak Wali majukan ibu? Saya bilang pertanyaan saya juga sama seperti itu. Artinya bukan saya yang majukan," tuturnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Mimpi Sulsel Berjaya-Petani Berdaya
Danny menganggap Sulsel merupakan provinsi yang kaya. Pemerataan pembangunan harus dilakukan agar kesejahteraan masyarakat merata. Nasib petani juga menjadi atensi Danny-Azhar ke depan.
"Insyallah Sulsel akan berjaya di kemudian hari. Kalau petani itu harga jualnya, harga petaninya layak, insyaallah petani akan sejahtera karena inti kita adalah pertanian di Sulawesi Selatan," jelasnya.
Danny berkomitmen mendorong pendapatan asli daerah (PAD) di Sulsel yang menjadi salah indikator keberhasilan pembangunan. Dia kemudian menyinggung kesuksesannya sebagai Wali Kota Makassar yang meningkatkan target PAD dari Rp 500 miliar, hingga kini tembus Rp 1,5 triliun.
"Tahun depan sudah Rp 2 triliun sesuai janji saya dengan masyarakat. Insyaallah progres itu pun, semangat itu pun akan kami buat di Sulawesi Selatan. Fiskalnya harus lebih kuat, bukan minus, tapi plus. PAD itu mesti maju, bukan mundur," bebernya.
Senada, Azhar Arsyad menekankan prinsip pemerataan pembangunan. Hal ini sejalan dengan jargon yang diusung Danny-Azhar, 'DIA Baik untuk Semua'.
"Kami memang prinsip kerja adalah untuk semua. Itu intinya sebenarnya. Jadi egalitarian, pemerataan, baik selatan maupun utara itu prinsip bekerja kami," kata Azhar.
Ketua DPW PKB Sulsel ini menganggap, Sulsel tidak akan berkembang jika pembangunan hanya difokuskan di wilayah tertentu. Azhar menambahkan, gubernur dan wakil gubernur Sulsel mendatang harus mampu bekerja sama dengan bupati/wali kota membangun daerah masing-masing.
"Sulawesi Selatan ini harus terdepan sebenarnya kalau kita bicara Indonesia timur. Bahkan Jawa Timur pun harusnya Sulawesi Selatan itu jauh lebih unggul. Jadi penting pengelolaan, penting pemimpinnya punya visi yang lebih baik untuk kepentingan banyak masyarakat," jelasnya.