Pilwalkot Pilwalkot Makassar 2024 hampir dipastikan mempertarungkan empat pasangan calon setelah muncul poros baru Amri Arsyid-Abdul Rahman Bando. Usungan PKS itu akan menantang tiga bapaslon lain yakni Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (Appi-Aliyah), Indira Jusuf Ismail-Ilham Fauzi Ari, dan Andi Seto Asapa-Rezki Mufliati Lutfi.
Kepastian PKS untuk ikut bertarung dengan mengusung calon sendiri itu dipastikan pada Rabu (28/8) kemarin. PKS memutuskan untuk menduetkan Ketua DPW PKS Sulsel Amri Arsyid dengan mantan birokrat Pemkot Makassar Abdul Rahman Bando.
"Insyaallah (duet Amri-Rahman). Sudah (diberikan SK rekomendasi)," kata Humas PKS Sulawesi Selatan (Sulsel) Wahida Eka Putri saat dikonfirmasi detikSulsel, Rabu (28/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, bagaimana kekuatan 4 paslon yang bakal daftar Pilwalkot Makassar 2024 ke KPU?
Pakar politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Sukri Tamma menilai konstelasi politik pada Pilwalkot Makassar 2024 bisa mengalami perubahan seiring kemunculan poros Amri-Rahman. Menurutnya, Amri-Rahman membuat dinamika politik akan kompleks.
"Asumsinya, kan, saat ada empat calon tidak mungkin (1 dari 4 itu) tidak ada yang pilih," ujar Sukri kepada detikSulsel, Rabu (28/8).
Sukri mengatakan keempat bapaslon ini memiliki basis kekuatan yang saling beririsan. Baik itu dari segi sosial maupun politik.
Sebagai contoh, kata dia, hubungan kekeluargaan dan latar belakang partai politik, menjadi faktor penting dalam memobilisasi dukungan. Selanjutnya dalam konteks kekuatan ekonomi, semua pasangan calon memiliki basis yang kuat.
"Tentu kita bicara tentang bagaimanapun juga soal basis ekonomi. Apalagi Makassar ini, kan, DPT-nya (daftar pemilih tetap) kurang lebih 1 juta. Itu cukup besar karena dibandingkan kabupaten/kota (lainnya di Sulsel) bisa setara 4 atau 5 kalinya. Dengan kondisi begitu, kalau kita menghitung dalam kerangka pendekatan, bukan dalam kerangka money politics, ya, tentu ada pembiayaan khusus yang harus dilakukan," katanya.
Sukri menilai pasangan Appi-Aliyah, Indira-Ilham, dan Seto-Rezki memiliki dukungan ekonomi kuat berdasarkan latar belakang mereka masing-masing. Sementara, Amri-Rahman, kekuatan ekonominya masih menjadi tanda tanya meski Amri merupakan Ketua DPW PKS yang dikenal memiliki dukungan kader solid.
"Saya kira kalau kita melihat basis kekuatannya sampai saat ini masih bisa kelihatan, ya, bahwa semuanya punya potensi," ucapnya.
Lebih lanjut, Sukri memaparkan soal bagaimana basis massa akan menjadi medan pertempuran utama pada Pilwalkot Makassar. Dia mengatakan Appi-Aliyah memiliki jaringan sosial dan bisnis yang kuat. Apalagi suami Aliyah, Ilham Arief Sirajuddin (IAS) punya pengaruh sebagai mantan Wali Kota Makassar dua periode.
Sukri juga menilai, Indira yang meski baru muncul secara politis, memiliki basis sosial kuat berkat pengaruh suaminya, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto. Kemudian, kata dia, Seto sebagai mantan Bupati Sinjai ditambah dukungan keluarga dan partai politiknya juga tidak bisa dianggap remeh.
Sementara, kehadiran Amri-Rahman dalam pertarungan Pilwalkot Makassar dinilai akan membuat peta kekuatan makin terbagi. PKS sebagai partai pengusung mereka yang merupakan salah satu partai dengan basis massa solid, diprediksi akan menarik sebagian suara yang sebelumnya mungkin akan mendukung kandidat lain.
"Ada empat calon berarti akan ada potensi suara yang tadinya mungkin sudah bisa ke salah satu kandidat di antara tiga itu tentu akan ada yang ditarik," tuturnya.
Kendati demikian, kata dia, hingga saat ini belum ada kandidat yang mampu mencapai 50% dari sisi elektabilitas. Menurutnya, hal itu menunjukkan dinamika politik masih sangat cair dan bisa berubah. Kata dia, hasil survei terbaru menunjukkan persaingan ketat dan tidak menutup kemungkinan ada perubahan menjelang hari pemilihan.
"Apalagi yang datang ini PKS yang punya basis massa cukup kuat. Yang barangkali kalau tidak maju, mereka akan letakkan dukungannya ke salah satu. Artinya, peluang untuk menarik suara simpatisan PKS oleh tiga kandidat sebelumnya tentu akan berkurang," terangnya.
(asm/asm)