DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Makassar mengungkap dua opsi yang menjadi bagian strategi politiknya di Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Makassar 2024, Sulawesi Selatan (Sulsel), setelah rencana berkoalisi dengan Partai Demokrat batal. PKS bahkan masih membuka peluang membentuk poros baru.
Diketahui, PKS dan Demokrat sempat merencanakan berkoalisi dengan mempaketkan Ketua DPC Demokrat Makassar Adi Rasyid Ali (ARA) dan Ketua DPW PKS Sulsel Amri Arsyid. ARA dan Amri pun pernah sowan ke Ketua Demokrat Sulsel Ni'matullah di DPRD Sulsel, Kamis (1/8/2024).
Namun rencana tersebut kandas setelah DPP Demokrat memutuskan mengusung pasangan calon (paslon), Ketua DPD II Golkar Makassar Munafri Arifuddin dan anggota DPR Fraksi Demokrat Aliyah Mustika Ilham di Pilkada Kota Makassar. Appi-Aliyah menerima surat rekomendasi dari Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada Kamis (14/8).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya sah-sah saja partai-partai mendukung siapa yang dia inginkan," kata Ketua DPD PKS Makassar Anwar Faruq kepada detikSulsel, Jumat (16/8) malam. Anwar menanggapi soal rencana paket ARA-Amri kandas setelah DPP Demokrat mengusung Appi-Aliyah.
PKS Makassar pun kembali menyusun rencana sebelum menentukan arah dukungan politiknya di Pilwalkot Makassar. Pihaknya optimis PKS masih memiliki nilai tawar untuk ikut menentukan bakal calon wali kota Makassar yang akan diusung.
Sikap PKS di Pilkada Makassar
Menurut Anwar, PKS saat ini dalam posisi masih melihat perkembangan situasi politik. Dia lantas mengungkap 2 rencana yang kini menjadi acuan PKS Makassar sebelum bersikap, yang salah satu di antaranya mewacanakan membentuk poros baru di Pilkada Makassar.
"Pertama itu (berencana membentuk) poros baru. Kedua, ya, kita melihat siapa yang kemungkinan menang dilihat dari hasil survei dan kecocokan kita. Karena kita pengen bergabung (dalam koalisi yang sudah terbentuk), belum tentu mereka mau," ungkap Anwar.
Sebagai informasi, Pilwalkot Makassar sudah memunculkan 3 poros atau tiga bakal pasangan calon (bapaslon), yakni: Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (Appi-Aliyah); Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi (Seto-Rezki), dan Indira Jusuf Ismail-Ilham Ari Fauzan Amir Uskara (Indira-Ilham).
Pasangan Appi-Aliyah saat ini sudah mengantongi dukungan 10 kursi dari 3 partai, yakni Golkar (6 kursi), Perindo (1 kursi), dan Demokrat (3 kursi). Appi-Aliyah sudah memenuhi syarat minimal 10 kursi untuk maju di Pilwalkot Makassar. Hanura (2 kursi) juga dalam posisi mendukung Appi-Aliyah meski belum ada rekomendasi.
Bapaslon Indira-Ilham pun mengantongi 10 kursi dukungan dari PPP (5 kursi) dan PKB (5 kursi). Di satu sisi, PDIP (5 kursi) juga condong mendukung Indira-Ilham meski belum memberikan surat rekomendasi.
Sementara pasangan Seto-Rizki juga telah mencukupkan koalisi dengan total 14 kursi. Keduanya diusung Partai NasDem (6 kursi) dan Gerindra (8 kursi).
Terkait situasi koalisi tersebut, Anwar mengaku tidak ingin terburu-buru mengambil sikap. Dia mengaku masih ada cukup waktu untuk menentukan kebijakan partai menjelang pendaftaran paslon di KPU.
"PKS juga pasti berusaha untuk bisa mendapatkan (mencukupkan) kursi itu, mendapatkan tiket untuk maju mengusung calon," ujar Anwar.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Simak Video "Video 59 WBP Rutan Pangkajene Tidak Bisa Memilih"
[Gambas:Video 20detik]