Kasus guru SMP di Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) berinisial H (45) yang dilaporkan dugaan penganiayaan terhadap siswanya sendiri kini berakhir damai. Orang tua (ortu) siswa, Sudarsono telah mencabut laporannya di polisi.
"Kami telah bertemu dan sepakat berdamai," kata Sudarsono kepada detikSulsel, Jumat (17/1/2025).
Sudarsono mengatakan proses damai disaksikan Kadis Dikbud Parepare, Makmur di Mapolres Parepare pada Kamis (16/1). Dia mengaku legowo setelah pelaku meminta maaf atas perbuatannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin di Polres Parepare proses damainya. Ada Pak Kadis Dikbud juga hadir menyaksikan dan memberikan atensi khusus di kasus ini. Pak Kadis juga sampaikan sudah memberikan teguran kepada guru bersangkutan," paparnya.
Sudarsono mengatakan pelaku dipolisikan karena sebelumnya sudah beberapa kali pindah sekolah atas kasus kekerasan terhadap siswanya saat mengajar. Dia ingin laporan polisi yang ia buat bisa memberi efek jera agar pelaku tidak lagi ringan tangan dalam mengajar.
"Dia itu pindah katanya sudah 3 kali pindah dan 3 siswa dia lukai. Makanya kita harap ini jadi kasus terakhir dan pembelajaran bagi dia karena sudah ada surat perjanjian juga dibuat," paparnya.
Selain itu, Sudarsono mengaku kasihan jika kasus ini terus dilanjutkan dan pelaku dipenjara. Apalagi pelaku telah mengakui perbuatannya dan meminta maaf. Pelaku juga berjanji tidak mengulangi perbuatannya.
"Pertimbangan saya mau berdamai dan cabut laporan polisi karena kasihan juga kepada guru ini. Ya intinya saya harap dia introspeksi diri dan tidak mengulangi perbuatannya," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, siswi SMP berusia 14 tahun di Kota Parepare diduga menjadi korban penganiayaan gurunya sendiri inisial H. Sudarsono yang keberatan kemudian melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
"Saya melaporkan seorang ke polisi guru yang melakukan penganiayaan terhadap anak saya," kata Sudarsono kepada detikSulsel, Rabu (15/1).
Kejadian penganiayaan disebut terjadi di salah satu SMP di Kota Parepare pada Selasa (14/1) sekitar pukul 12.00 Wita. Awalnya korban mengikuti pelajaran Bahasa Inggris bersama pelaku.
"Pada saat menulis kepala anak saya sedang sakit, kemudian ditegur oleh guru tersebut (pelaku) karena tidak menulis," jelasnya.
"Anak saya dipukul buku portofolio sehingga mengakibatkan luka di kepala dan bibir," beber Sudarsono.
(asm/hsr)