Insentif Guru Ngaji di Parepare Telat Cair gegara Validasi Data, Sisa 2 Bulan

Insentif Guru Ngaji di Parepare Telat Cair gegara Validasi Data, Sisa 2 Bulan

Muhclis Abduh - detikSulsel
Senin, 09 Sep 2024 17:30 WIB
Indonesian Rupiah - official currency of Indonesia
Foto: Ilustrasi insentif. (Getty Images/iStockphoto/Yoyochow23)
Parepare -

Pemerintah Kota (Pemkot) Parepare, Sulawesi Selatan baru membayarkan 6 bulan insentif untuk guru mengaji dan sekolah minggu gegara validasi data. Pemkot masih harus membayar tunggakan insentif selama 2 bulan.

"Sudah terbayar 6 bulan. Untuk bulan 7-8 (Juli-Agustus) masih sementara kita kaji dulu pembayarannya," kata Kabag Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Parepare Muh Islah kepada detikSulsel, Senin (9/9/2024).

Islah menjelaskan ada 900 orang guru mengaji dan guru sekolah minggu yang tercatat mendapatkan insentif dari Pemkot Parepare. Mereka dibayar Rp 150 ribu per bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau data di kami ada 900 orang guru mengaji dan 150 orang guru sekolah minggu. Itu yang kita berikan insentif," bebernya.

Dia mengakui pembayaran insentif telat dibayarkan. Kendalanya yakni karena dokumen pendukung baru selesai. Selain itu proses validasi data juga membutuhkan waktu agar penerima sesuai dengan data yang masuk.

ADVERTISEMENT

"Kami baru bayarkan awal September untuk 6 bulan karena dokumen pendukungnya baru selesai. Termasuk validasi datanya baru selesai," imbuhnya.

Menurut Islah, Pemkot Parepare sedang mengkaji agar proses pembayaran insentif bagi guru mengaji dan guru sekolah minggu bisa dibayar per bulan. Tujuannya agar guru mengaji dan guru sekolah minggu bisa mendapatkan kesejahteraan lebih cepat atau tiap bulan.

"Ya, itu masih kaji (untuk dibayarkan per bulan). Selama ini kami bayarnya per 6 bulan," paparnya.

Sebelumnya Ketua DPRD Parepare sementara Kaharuddin Kadir sempat menyinggung terkait belanja APBD Pemkot Parepare yang belum terlalu banyak atau daya serapnya yang rendah. Hal tersebut dia contohnya seperti insentif guru mengaji dan guru sekolah minggu yang belum terbayarkan.

"Belanja APBD kita belum terlalu banyak sehingga mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Contoh yang kecil kecil saja begini, insentif guru mengaji, guru sekolah mingguan yang ada di bawah itu sampai sekarang belum terbayarkan," kata Kaharuddin.




(sar/asm)

Hide Ads