Ketua sementara DPRD Parepare Kaharuddin Kadir mempertanyakan kinerja Pemkot Parepare imbas inflasi Agustus di angka 2,22% atau tertinggi di Sulawesi Selatan (Sulsel). Kaharuddin mengaku prihatin dengan kondisi ini sebab inflasi Parepare selalu terjaga saat masih dipimpin Taufan Pawe (TP) sebagai wali kota.
"Saya selaku anggota DPRD sangat prihatin dengan inflasi yang tinggi ini. Tidak ada daerah yang berkeinginan inflasinya tinggi. Karena inflasi tinggi itu mempengaruhi harga barang dan dipastikan daya beli masyarakat pasti turun," kata Kaharuddin kepada media, Jumat (6/9/2024).
Pria yang akrab disapa Kahar ini pun menyoroti Pj Wali Kota Parepare Akbar Ali yang dinilai tidak cakap dalam mengelola keuangan pemerintah daerah. Dia pun menyarankan Akbar belajar ke mantan Wali Kota Parepare Taufan Pawe yang mampu menjaga inflasi Parepare tetap stabil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama ini kan inflasi kita terjaga selama Pak Taufan wali kota selama 10 tahun, inflasi kita rendah. Oleh karena itu, mestinya Pak Pj ini harus mempelajari betul apa yang dilakukan Pak Taufan ketika masih jadi wali kota sehingga inflasi ini terjaga," terangnya.
Ketua Harian DPD II Golkar Parepare ini menguraikan salah satu penyebab inflasi Parepare pada Agustus naik dan tertinggi di Sulsel secara year-on-year (yoy), yakni daya serap APBD 2024 yang rendah. Jumlah uang yang beredar yang sedikit membuat perputaran uang di masyarakat juga menjadi rendah.
"Kalau saya mungkin ini salah satu pengaruh daripada tingginya inflasi itu karena jumlah uang yang beredar itu kurang termasuk di antaranya daya serap APBD kita rendah," terangnya.
"Oleh karena itu, kalau saya sarankan tidak ada yang bisa ditempuh pemerintah daerah kecuali bagaimana segera daya serap APBD kita harus lebih cepat daya serapnya," tegasnya.
Lebih lanjut Kahar juga menegaskan banyak dampak yang terjadi saat inflasi di daerah menjadi tinggi. Di antaranya akan berpengaruh pada daya beli warga hingga masalah kesehatan dan minat sekolah anak.
"Kalau inflasi tinggi, wah dampaknya sangat luas itu. Kalau daya beli masyarakat menurun karena harga tinggi, itu bisa berdampak ke banyak hal. Bisa juga mempengaruhi terhadap kesehatan masyarakat, minat anak sekolah berkurang, dan sebagainya," jelasnya.
Tidak hanya itu, dampak buruk dari inflasi tinggi juga akan menyebabkan investor berpikir untuk berinvestasi. Sebab mereka memikirkan daya beli dan perputaran uang yang terjadi.
"Kalau inflasi tinggi banyak sektor yang dipengaruhi, cuman kalau ada investor masuk ke daerah, pasti itu yang dilihat inflasi sebuah daerah. Tidak ada investor yang masuk kalau inflasi di daerah itu sangat tinggi," imbuhnya.
Dia meminta Akbar Ali banyak belajar untuk mengelola keuangan daerah. Hal ini agar Akbar dapat memberikan kenangan baik selama menjabat.
"Dia (Pj Wali Kota) harus banyak belajar di Parepare ini. Kalau inflasi tinggi baru dia tinggalkan, wah dia tinggalkan kenangan yang buruk itu di Parepare," tegasnya.
Terkait sorotan itu, detikSusel telah mengkonfirmasi Pj Wali Kota Parepare Akbar Ali. Namun Akbar Ali belum memberikan tanggapan.
Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Parepare mencatat inflasi di Parepare pada Agustus 2024 di angka 2,22 persen secara year on year (yoy) dan menjadi tertinggi di Sulsel. Tarif parkir menjadi salah satu pemicu terjadinya inflasi pada Agustus.
"Pada Agustus 2024 terjadi inflasi year on year Kota Parepare sebesar 2,22 persen. Inflasi Parepare tertinggi di Sulsel," kata Kepala BPS Parepare Suparno Pani kepada detikSulsel, Kamis (5/9).
(asm/sar)