5 Fakta Remaja Parepare Alami Kulit Melepuh Usai Konsumsi Obat dari Puskesmas

Muhclis Abduh - detikSulsel
Sabtu, 27 Jul 2024 09:35 WIB
Foto: Getty Images/iStockphoto/John Kevin
Parepare -

Remaja bernama Hendra (20) di Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengalami kulit melepuh usai mengkonsumsi obat yang diresepkan dokter dari Puskesmas Lapadde. Belakangan terungkap Hendra mengalami alergi obat.

"Awalnya adikku ada penyakitnya sering kejang-kejang dan kemudian dibawa ke puskesmas (Puskesmas Lapadde). Kemudian dia ditensi dan ditimbang. Dikasih mi obat," ujar kakak Hendra, Andi Aisyah Utami kepada wartawan, Jumat (26/7/2024).

Pihak keluarga pun menduga Hendra keracunan obat dari puskesmas. Hendra kemudian dibawa ke RSUD Andi Makkasau Parepare untuk perawatan lebih lanjut.


Dirangkum detikSulsel, Sabtu (27/7), berikut 5 fakta remaja di Parepare alami kulit melepuh usai konsumsi obat dari puskesmas:

1. Sebulan Hendra Minum Obat dari Puskesmas

Aisyah mengatakan adiknya mengkonsumsi obat dari puskesmas selama kurang lebih satu bulan. Namun kondisi adiknya tak kunjung membaik mala mengeluhkan sakit mata, tenggorokan hingga kulit melepuh.

"(obat dari puskesmas) itu yang dikonsumsi hampir satu bulan. Dia konsumsi itu obat, dia sakit mata, sakit tenggorokan dan muncul bintik merah seperti terbakar dan hari ketiga parah sekali mi dan saya bawa mi ke RS," katanya.

Setelah membawa Hendra ke rumah sakit, pihak keluarga mendatangi Puskesmas Lapadde untuk menuntut pertanggungjawaban. Saat itu, pihak puskesmas memberikan uang Rp 200 ribu untuk membeli obat.

"Bapak saya ke puskesmas dan siap tanggung jawab. Memang tanggung jawab dengan melihat adikku dan diberikan pembeli obat total Rp 200 ribu dan sampai sekarang tidak ada mi pertanggungjawabannya," keluhnya.

2. Hendra Punya Riwayat Epilepsi

Kepala Puskesmas Lapadde, Nurhaidah mengatakan Hendra datang ke puskesmas pada Juli 2024. Saat itu, pihaknya memberikan pelayanan layaknya pasien pada umumnya.

"Awal bulan (bulan Juli) pasien datang. Dia seperti pasien pada umumnya antre dan kemudian diperiksa dan diberikan obat," katanya.

Saat diperiksa, Hendra menyampaikan keluhannya dan mengaku mempunyai riwayat penyakit epilepsi. Dokter yang memeriksa kemudian memberikan obat untuk dikonsumsi.

"Dia pasien ambil nomor antrean dan ada riwayat epilepsi. Itu mi dikasih obat," terangnya.

Namun, Nurhaidah tidak mengetahui secara detail jenis obat apa yang diberikan kepada Hendra. Pasalnya yang mengetahui pihak dokter yang memeriksa.

"Saya kurang tahu kalau soal obatnya, ada dokter yang lebih tahu. Intinya bagi kami prosesnya sudah sesuai SOP semua," tegasnya.

3. Keluarga Tak Lapor Kondisi Pasien

Nurhaidah mengaku pihaknya tidak lagi mengetahui kondisi pasien setelah diberikan obat. Apalagi pihak keluarga langsung membawa Hendra ke RSUD Andi Makkasau tanpa melapor ke puskesmas terkait kondisi pasien.

"Setelah selesai di puskesmas kami tidak tahu reaksi apa setelah dia makan obat. Nanti katanya menunggu dikira orang Bugis bahasanya penyakitnya 'mattuwo-tuwo' (cacar air)," bebernya.

Nurhaidah menuturkan pihaknya baru mengetahui kondisi Hendra setelah dirawat di RSUD Andi Makkasau. Pihaknya kemudian mendatangi rumah sakit untuk mengecek kondisi Hendra.

"Nanti kami ketahui setelah berada di rumah sakit. Sekitar 3-4 hari di sana (rumah sakit) baru kami kunjungi bersama kepala dinas, sekretaris dinas, saya sendiri dan suster kami yang melayani di sini," paparnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...



Simak Video "Video: Viral Ambulans di Gowa Dipakai Angkut Motor-TV"

(hsr/hsr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork