Remaja bernama Hendra (20) di Kota Parepare Sulawesi Selatan (Sulsel), mengeluh kulitnya melepuh setelah mengkonsumsi obat yang diresepkan dokter dari Puskesmas Lapadde. Pihak keluarga menduga Hendra keracunan obat dan meminta pertanggungjawaban pihak puskesmas.
"Awal bulan (bulan Juli) pasien datang. Dia seperti pasien pada umumnya antre dan kemudian diperiksa dan diberikan obat," ujar Kepala Puskesmas Lapadde, Nurhaidah kepada detikSulsel, Jumat (26/7/2024).
Nurhaidah mengatakan saat diperiksa, Hendra menyampaikan keluhannya dan mengaku punya riwayat penyakit epilepsi. Pihak puskesmas kemudian memberikan obat sesuai dengan keluhannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia pasien ambil nomor antrean dan ada riwayat epilepsi. Itu mi dikasih obat," terangnya.
Namun, Nurhaidah tidak mengetahui secara detail jenis obat apa yang diberikan kepada Hendra. Pasalnya yang mengetahui pihak dokter yang memeriksa.
"Saya kurang tahu kalau soal obatnya, ada dokter yang lebih tahu. Intinya bagi kami prosesnya sudah sesuai SOP semua," tegasnya.
Dia menyesalkan pihak keluarga membawa Hendra ke RSUD Andi Makkasau lantaran mengalami gejala usai mengkonsumsi obat yang diresepkan dokter. Menurut dia, seharusnya pihak keluarga melapor ke puskesmas terkait kondisi Hendra.
"Setelah selesai di puskesmas kami tidak tahu reaksi apa setelah dia makan obat. Nanti katanya menunggu dikira orang bugis bahasanya penyakitnya 'mattuwo-tuwo' (cacar air)," bebernya.
Dia mengaku baru mengetahui kondisi Hendra setelah dirawat di rumah sakit. Pihaknya pun langsung mendatangi Hendra di rumah sakit bersama pihak Dinas Kesehatan.
"Nanti kami ketahui setelah berada di rumah sakit. Sekitar 3-4 hari di sana (rumah sakit) baru kami kunjungi bersama kepala dinas, sekretaris dinas, saya sendiri dan suster kami yang melayani di sini," paparnya.
Ditanya lebih lanjut soal munculnya dugaan keracunan dari obat yang dikonsumsi pasien, dia mengaku tidak bisa menjawab secara detail. Pasalnya yang lebih tahu pihak dokter yang memeriksa.
"Masalah itu kami tidak bisa jawab (dugaan keracunan obat). Silakan ditanyakan ke dokter. Karena saya hanya bisa memberikan penjelasan kalau masalah pelayanan kami di puskesmas," katanya.
Ia menambahkan persoalan tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan. Pihak puskesmas bersedia memberikan perawatan atau merujuk Hendra ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut.
"Saya sudah berkunjung tadi ke rumahnya (pasien). Dan ada mi titik temu dan perdamaian. Kalau kami dia (pasien) ada keluhan dan kami bisa tangani, maka kami tangani. Kalau tidak bisa ditangani kami rujuk ke RS," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, kakak Hendra, Andi Aisyah Utami mengatakan adiknya kejang-kejang sehingga dibawa ke Puskesmas Lapadde. Namun setelah meminum obat dari puskesmas, kondisi adiknya memburuk hingga dibawa ke RSUD Andi Makkasau.
"Awalnya adikku ada penyakitnya sering kejang-kejang dan kemudian dibawa ke puskesmas (Puskesmas Lapadde). Kemudian dia ditensi dan ditimbang. Dikasih mi obat dan itu yang dikonsumsi hampir satu bulan," kata Aisyah Utami kepada wartawan, Jumat (26/7).
"Dia konsumsi itu obat, dia sakit mata, sakit tenggorokan dan muncul bintik merah seperti terbakar dan hari ketiga parah sekali mi dan saya bawa mi ke RS," tambahnya.
(hsr/asm)