Dua pegawai non-muslim, yakni Dominggus dan Yohannes Salu Tandi Alla' dari Kementerian Agama (Kemenag) Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) tergabung dalam kepanitiaan pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji. Keduanya bertugas membantu jemaah, termasuk mengurus barang bawaan.
"Pak Dominggus tergabung pada tim pelayanan koper jemaah dan Pak Yohannes Salu Tandi tergabung pada pelayanan penerimaan jemaah haji," kata Kepala Kantor Kemenag Parepare Fitriadi kepada detikSulsel, Selasa (21/5/2024).
Fitriadi menjelaskan kedua pegawai tersebut hanya terlibat secara teknis untuk mengatur barang jemaah. Sementara untuk ritual dan yang berhubungan dengan unsur keagamaan tidak terlibat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tugas tugas mereka berdua tidak terkait dengan ritual ibadah," terangnya.
Pihaknya kembali menegaskan jika Dominggus dan Yohannes hanya sebatas membantu penerimaan dan mengantar jemaah sampai ke embarkasi UPG di Asrama Haji Sudiang. Dia membantah keduanya merupakan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).
"Mereka bukan menjadi PPIH yang berangkat ke Saudi Arabia. Sebagaimana banyak komentar/netizen yang menyangka bahwa panitia tersebut sampai ke Arab Saudi sehingga terjadi penolakan," paparnya.
Fitriadi menegaskan melibatkan pegawai Kemenag yang non-muslim karena mereka juga terikat sebagai ASN. Sehingga tidak menghalangi mereka dalam membantu melaksanakan tugas dalam penyelenggaraan kepanitiaan haji.
"Mereka ASN Kemenag. Bukan warga biasa," bebernya.
Diberitakan sebelumnya, Kantor Kemenag Parepare mengungkap alasan melibatkan dua pegawai non-muslim dalam kepanitiaan haji 2024. Keterlibatan keduanya sebagai bentuk toleransi beragama.
"Tujuan kami melibatkan pegawai non-muslim (pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji) sebagai bentuk toleransi dan moderasi beragama," tegas Fitriadi.
(sar/sar)