Kantor Kemenag Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengungkap alasan melibatkan dua pegawai non-muslim, yakni Dominggus dan Yohannes Salu Tandi Alla' dalam kepanitiaan haji 2024. Pihaknya menegaskan keterlibatan keduanya sebagai bentuk toleransi beragama.
"Tujuan kami melibatkan pegawai non-muslim (pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji) sebagai bentuk toleransi dan moderasi beragama," kata Kepala Kantor Kemenag Parepare Fitriadi kepada detikSulsel, Selasa (21/5/2024).
Fitriadi menjelaskan, kebijakan ini sudah diterapkan setiap musim haji. Pihaknya heran keterlibatan pegawai non-muslim menjadi panitia haji disoroti hingga viral di media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun lalu juga dilibatkan pegawai non-muslim dan tahun lalu tidak ada masalah dan berita viral begini," bebernya.
Fitriadi menegaskan pelibatan pegawai non-muslim merupakan hal lumrah dan tidak ada aturan yang dilanggar. Mereka juga tidak terlibat langsung mengurusi ritual ibadah tetapi hanya sebagai panitia haji.
"Pada prinsipnya saya mengambil mereka petugas, tidak mungkin saya langsung tunjuk kalau ada persoalannya di dalamnya," tegasnya.
Dia menambahkan, panitia pemberangkatan dan pemulangan haji melibatkan berbagai unsur instansi terkait dan bukan hanya dari Kemenag Parepare saja. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.
"Jadi kepanitiaan bukan pegawai Kemenag saja. Ada dari Kesbangpol, Polres dan lain lain. Itu semua masuk kepanitiaan pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji," papar Fitriadi.
Sebelumnya diberitakan, Fitriadi membenarkan jika Dominggus dan Yohannes adalah pegawainya. Namun dia menegaskan keduanya bukan sebagai Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).
Keduanya hanya bertugas memastikan semua jemaah dan barang-barangnya aman dan selamat sampai ke Embarkasi Makassar sesuai jadwal yang ditetapkan. Dominggus tergabung pada tim pelayanan koper jemaah, sedangkan Yohannes tergabung pada pelayanan penerimaan jemaah.
"Bukan menjadi PPIH yang berangkat ke Saudi Arabia. Banyak komentator/netizen yang menyangka bahwa panitia tersebut sampai ke Arab Saudi sehingga terjadi penolakan," tegasnya.
(sar/ata)