Pj Wali Kota Palopo Asrul Sani menduga banjir bandang yang menerjang Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) akibat pembalakan liar. Pihaknya akan menurunkan tim untuk menyelidiki hal tersebut.
"Ini banyak batang kayu yang terbawa arus banjir, kemungkinan ada pembalakan liar di hulu sungai ini," kata Asrul Sani kepada detikSulsel, Jumat (29/3/2024).
Asrul menilai ada dugaan alih fungsi hutan di hulu Sungai Latuppa. Aktivitas itu mengakibatkan Palopo sampai diterjang banjir tiga kali dalam sebulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam sebulan ini sudah 3 kali banjir bandang. Debit air sangat tinggi, sungai maupun jembatan sudah tidak mampu, ditambah lagi ada material kayu. Jadi kita duga memang ada alih fungsi lahan dan pembalakan liar yang terjadi," ungkapnya.
Dia mengutarakan, pihaknya akan melakukan penelusuran terkait pembalakan liar. Pihaknya akan menindak tegas aksi ilegal tersebut.
"Insyaallah saya akan ajak polisi dan TNI cek ke sana, ini persoalan serius. Kita akan tindak kalau temukan aktivitas ilegal seperti itu," ucap Asrul.
Diberitakan sebelumnya, banjir bandang terjadi di Kelurahan Surutanga, Kecamatan Wara Timur pada Kamis (28/3) sekitar pukul 23.30 Wita. Banjir terjadi karena air Sungai Latuppa meluap ke pemukiman warga.
"Banjir bandang, ini karena meluap air Sungai Latuppa," kata Kepala BPBD Palopo Burhan kepada wartawan, Jumat (29/3).
Sebanyak 2.000 rumah warga terendam banjir. Ketinggian banjir rata-rata 1,5 meter, sehingga BPBD Palopo sempat melakukan evakuasi terhadap warga khususnya lansia dan anak-anak.
"Paling terdampak di Kelurahan Latuppa, air setinggi kurang lebih 1,5 meter. Sementara anggota kami melakukan evakuasi, kita utamakan lansia dan anak-anak," imbuhnya.
(sar/hsr)