Lurah di Makassar Minta Maaf Usai Nenek Digotong Ambil Bantuan Beras

Sahrul Alim - detikSulsel
Rabu, 17 Des 2025 20:50 WIB
Foto: Lurah Maricaya Baru, Budianto (tengah) saat mengunjungi kediaman nenek Wahbah di Makassar. (dok. Istimewa)
Makassar -

Lurah Maricaya Baru, Budianto meminta maaf kepada keluarga nenek Wahbah (85) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang viral digotong untuk mengambil bantuan beras di kantornya. Budianto memastikan akan melakukan perbaikan pelayanan kepada warga.

Permintaan maaf itu disampaikan Budianto saat mengunjungi kediaman Wahbah di Jalan Monginsidi baru, Rabu (19/12) pagi. Budianto datang bersama sejumlah stafnya dan pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Maricaya Baru.

"Jadi kami mewakili teman-teman di kelurahan memohon maaf kepada keluarga kalau ada pelayanan kami kemarin yang kurang bagus," ujar Budianto saat berkunjung ke rumah nenek Wahbah, Rabu (17/12/2025).


Budianto mengklaim persoalan ini sudah diselesaikan dengan keluarga Wahbah. Pihak keluarga nenek Wahbah juga telah memaafkan pelayanan staf kelurahan yang kurang baik

"Saya klarifikasi sekarang bahwa itu semuanya sudah selesai karena pihak keluarga juga sudah memaafkan pihak kelurahan dan kita sudah berkunjung ke nenek ini yang sakit," katanya.

Dia juga berharap agar video yang telanjur viral di media sosial tidak dibesar-besarkan. Apalagi pihak kelurahan dan keluarga nenek Wahbah sudah saling memaafkan.

"Jadi mungkin video itu yah bisa ditarik atau dihapus sebelum berkembang terlalu jauh," tambah Budianto.

Pada kesempatan itu, Budianto juga mengarahkan agar nenek Wahbah mendapat perawatan di rumah sakit. Namun pihak keluarga sudah pasrah karena umur nenek yang lanjut usia.

"Kita arahkan ke rumah sakit tapi katanya memang rumah sakit sudah tolak karena umur mungkin," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Wahbah (85) digotong kerabat dan tetangganya untuk mengambil bantuan beras di kantor Kelurahan Maricaya Baru, Selasa (16/12). Wahbah yang dalam kondisi sakit digendong usai pemerintah kelurahan menyatakan pemberian bantuan tidak bisa diwakilkan oleh kerabatnya.

Camat Makassar, Husni Mubarak menjelaskan, kejadian nenek Wahbah yang digotong ambil beras karena kesalahpahaman. Pasalnya, aturan pembagian beras bantuan itu sedianya tidak bisa diwakili orang lain.

"Jadi itu kesalahpahaman yang terjadi, ada masyarakat memang datang di kantor lurah mau minta beras pembagian, beras miskin, dia mau wakili. Tapi dalam aturannya memang tidak bisa diwakili orang lain," kata Husni.

Namun saat ada keluhan warga tidak bisa datang ambil langsung karena sakit, staf kelurahan harus memverifikasi. Staf kelurahan harus mengunjungi langsung kediaman warga tersebut.

"Kalau dia sakit, nanti staf kelurahan yang datang berkunjung, tapi ini orang tidak sabar mi tetangganya, ada mi juga provokasi segala macam akhirnya dia bawa itu ibu-ibu ke kantor lurah, itukan sebetulnya salah juga," jelasnya.



Simak Video "Video: Demo Mahasiswa Papua di Makassar Ricuh, Massa Coba Tembus Barikade"

(sar/sar)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork