Wali Kota Makassar Munafri 'Appi' Arifuddin memastikan persoalan nenek bernama Wahbah (85) sudah tertangani usai viral digotong mengambil bantuan beras ke kantor kelurahan karena tidak bisa diwakili. Nenek tersebut sudah menerima bantuan setelah ditindaklanjuti lurah dan camat setempat.
"Sudah direspons oleh pak lurah dan pak camat," kata Appi kepada wartawan, Rabu (17/12/2025).
Appi menyebut lurah Maricaya Baru sudah mendatangi rumah warga tersebut. Masalah komunikasi antara pemerintah kelurahan dan warga tersebut sudah diselesaikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi pagi-pagi sekali pak camat sudah melaporkan dan sudah tertangani, sudah terbangun komunikasi dan alhamdulillah sudah aman," imbuhnya.
Appi menyebut kejadian ini tidak boleh terulang lagi. Dia turut menanggapi video viral nenek tersebut yang diduga diminta dihapus dari media sosial.
"Tidak usah (video viral dihapus), itu harus menjadi jejak digital yang tidak boleh diulang lagi," tegas Appi.
Sementara itu, Camat Makassar, Husni Mubarak mengimbau staf kelurahan Maricaya Baru untuk memperbaiki sikapnya. Dia mengingatkan seorang ASN merupakan pelayan publik.
"Jadi jangan sampai hal-hal yang sensitif perlu memang dijelaskan dengan baik. Saya sampaikan ke staf kelurahan itu, kita ini pelayan, bukan bos yang kerjanya duduk-duduk," kata Husni.
Setiap keluhan warga, kata Husni, harus ditindaklanjuti. Namun Husni juga mengimbau agar mereka memverifikasi dengan baik keluhan warga agar tidak dimanfaatkan oknum yang memanfaatkan situasi.
"Kalau ada keluhan lihat baik-baik karena ditakutkan jangan sampai ada yang manfaatkan saja situasi," ujarnya.
Husni juga menjelaskan kejadian nenek Wahbah yang digotong ambil beras karena kesalahpahaman. Pasalnya, aturan pembagian beras bantuan itu tidak bisa diwakili orang lain.
"Jadi itu kesalahpahaman yang terjadi, ada masyarakat memang datang di kantor lurah mau minta beras pembagian, beras miskin, dia mau wakili. Tapi dalam aturannya memang tidak bisa diwakili orang lain," kata Husni.
Namun saat ada keluhan warga tidak bisa datang ambil langsung karena sakit, staf harus memverifikasi. Staf kelurahan harus mengunjungi langsung kediaman warga tersebut.
"Kalau dia sakit, nanti staf kelurahan yang datang berkunjung, tapi ini orang tidak sabar mi tetangganya, ada mi juga provokasi segala macam akhirnya dia bawa itu ibu-ibu ke kantor lurah, itukan sebetulnya salah juga," katanya.
Dia memastikan masalah ini sudah selesai setelah Lurah Maricaya Baru Budianto berkunjung ke rumah nenek Wahbah. Warga setempat dan keluarga nenek Wahbah telah meminta maaf lantaran tidak bisa menahan emosi.
"Tapi sudah clear, pak lurah datang pagi-pagi tadi ke rumahnya sana. Ada klarifikasinya, masyarakat di situ minta maaf karena telah emosi juga," katanya.
Sebelumnya diberitakan, viral nenek bernama Wahbah digotong kerabat dan tetangganya untuk mengambil bantuan beras miskin (raskin) di Makassar. Wahbah yang dalam kondisi sakit digotong usai pemerintah kelurahan menyatakan pemberian bantuan tidak bisa diwakilkan.
Peristiwa yang dialami wanita lanjut usia tersebut terjadi di Kelurahan Maricaya Baru, Kecamatan Makassar, Selasa (16/12). Pemerintah kelurahan diduga menolak memberikan bantuan meski diwakili oleh keluarga Wahbah.
"Bilang tidak bisa ambil beras, tidak bisa. Saya bilang kenapa? Ditolak. Harus katanya yang bersangkutan," ucap menantu Wahbah bernama Emmi (65) kepada wartawan, Rabu (17/12).
(sar/ata)











































