Heboh Tawuran Pakai Petasan-Molotov di Tallo Makassar, 1 Polisi Kena Panah

Heboh Tawuran Pakai Petasan-Molotov di Tallo Makassar, 1 Polisi Kena Panah

Nur Hidayat Said - detikSulsel
Jumat, 21 Nov 2025 22:19 WIB
Momen polisi membubarkan tawuran di Kecamatan Tallo, Kota Makassar.
Foto: Momen polisi membubarkan tawuran di Kecamatan Tallo, Kota Makassar. (dok. Istimewa)
Makassar -

Heboh di media sosial tawuran disertai serangan petasan hingga bom molotov di Kecamatan Tallo, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Satu polisi dilaporkan terkena busur panah saat membubarkan massa yang terlibat perang kelompok.

"Iya, betul (polisi kena busur panah). Ndak ji (luka). Untung ada rompinya," ujar Kanit Jatanras Polrestabes Makassar AKP Hamka kepada detikSulsel, Jumat (21/11/2025).

Tawuran mencekam itu terjadi pada Jumat (21/11) sekitar pukul 01.00 Wita. Polisi yang terkena busur panah adalah Panit Opsnal Polsek Tallo Aipda Rustam yang memang rutin berjaga di lokasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu anggota dari Polsek Tallo, Panit Opsnal Aipda Rustam, itu siang-malam di situ kasihan. Setiap kejadian dia yang duluan turun," katanya.

Hamka menuturkan lokasi di Lorong 148 itu memang kerap menjadi sasaran serangan pelaku tawuran. Bahkan, anggota kepolisian sudah sering menjadi korban penyerangan di wilayah tersebut.

ADVERTISEMENT

"Memang di sana itu sudah berapa kali kita diserang sebenarnya. Bukan ini pertama kena polisi busur di situ. Sudah berkali-kali," ucapnya.

Mobil Jatanras Polrestabes Makassar bahkan sudah dua kali dilempar bom molotov saat bertugas di lokasi tawuran tersebut. Anggota Jatanras juga pernah kena busur saat berusaha melerai pelaku tawuran.

"Di situ itu kondisinya kayak bagaimana ya, ndak mau menerima kayaknya polisi datang mengamankan kalau saya lihat karena dia lawan. Itu Jatanras saja 2 kali dilempar bom molotov mobilnya di situ," tuturnya.

Hamka menyebut tawuran di lorong tersebut terjadi hampir setiap hari, bahkan bisa pecah sampai 3-4 kali sehari. Polisi terus berupaya siaga sepanjang hari untuk menenangkan situasi di lokasi.

"Kan hampir setiap hari di sana itu 3-4 kali perang dalam satu hari. Bahkan bisa dibilang terus-menerus sepanjang hari waspada," bebernya.

Dia menjelaskan para pelaku tawuran melakukan perlawanan dan enggan dibubarkan oleh polisi. Warga setempat yang terlibat tawuran juga tidak memberikan ruang saat polisi datang.

"Biasa itu kalau ada polisi datang dibukakan jalan, ini tidak," sebutnya.

Dalam video beredar di media sosial, tampak seorang polisi mengenakan rompi dan helm berada di lokasi kejadian. Terlihat sebuah anak panah busur tertancap di rompi yang dikenakannya pada bagian perut sebelah kiri.

Dari rekaman video itu juga memperlihatkan personel kepolisian berupaya membubarkan tawuran dengan menembakkan gas air mata. Sementara itu, pelaku tawuran membalas menggunakan petasan.




(sar/sar)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads