Polisi mengaku kesulitan menyelidiki rentetan aksi tawuran di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Penyelidikan terkendala sikap warga sekitar yang memilih bungkam dan enggan memberikan keterangan kepada petugas kepolisian.
"Kita datang ke sana juga, pada saat nanya, tidak ada ngomong. Tertutup. Tidak mau berbicara," ujar Plh Kapolrestabes Makassar Kombes M Ridwan kepada detikSulsel, Jumat (21/11/2025).
Dia merasa heran dengan fenomena tutup mulut yang dilakukan masyarakat di wilayah tersebut. Menurutnya, warga seharusnya melapor atau berbicara jika ada masalah keamanan di lingkungannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu saya tidak mengerti kenapa, ada apa, dan mengapa. Ini ada fenomena apa ini di seputaran Tallo ini. Tidak mengerti saya. Biasanya orang kalau ada masalah, ngomong toh. Ini tidak ngomong," katanya.
Ridwan mengaku pihaknya menerima informasi terdapat beberapa korban akibat terkena busur hingga senapan angin saat tawuran. Namun, para korban memilih menangani sendiri lukanya dan tidak membuat laporan polisi.
"Kalau tidak salah kemarin, saya dapat informasi, tapi saya belum konfirmasi ya, katanya banyak yang kena. Cuma, tidak ada laporan. Ada yang kena busur, tapi busurnya langsung dia cabut, ada yang kena tembakan, senapan angin. Tidak ada yang melapor," ungkapnya.
Dia menyebut para korban yang terluka bukanlah warga setempat melainkan orang luar. Sementara pelaku penyerangan disinyalir merupakan warga yang bermukim di dalam area tersebut.
"Itu kan korban yang kena semua itu, itu kan bukan warga ... tapi orang luar. Artinya, (pelakunya) orang di dalam, kayaknya loh. Mungkin, mungkin ya. Ini saya tidak bisa memastikan juga," tuturnya.
Kondisi di lapangan dinilai sudah tidak wajar karena warga justru menanggapi dingin anggota kepolisian. Ridwan bahkan menyebut situasi sosial setempat sudah memprihatinkan.
"Malah katanya anggota hanya ketawa-ketawa mereka (warga setempat)," tambah Ridwan.
Dia mencurigai adanya pihak-pihak tertentu yang sengaja menunggangi konflik di Tallo sehingga situasi terus memanas. Situasi ini dianggap harus segera diselesaikan karena sudah tidak benar.
"Ini memang harus ini, sudah tidak betul ini semua. Ada yang mendomplengi ini," tegasnya.
Meski warga tertutup, Ridwan berharap masyarakat tidak terpengaruh dan tetap tenang. Pihaknya masih terus mencari cara untuk mengungkap kasus ini meski menghadapi kendala komunikasi.
"Karena memang bukan kita tidak ini, karena memang tertutup semua. Jadi, pertanyaannya apa maunya?" ucapnya.
Diketahui, tawuran awalnya terjadi di Tallo pada Minggu (16/11) malam. Saat perang kelompok itu, warga bernama Nur Syam alias Sutte dilaporkan terkena tembakan dari senapan angin. Korban sempat dirawat di rumah sakit namun dinyatakan meninggal pada Selasa (18/11).
Belakangan, tawuran kembali pecah di Pekuburan Beroanging, Kecamatan Tallo, Selasa (18/11) siang. Perang kelompok yang diwarnai saling serang menggunakan batu, busur panah hingga petasan itu berujung pada terbakarnya rumah warga.
Polisi akhirnya menangkap 2 orang pelaku yang terlibat dalam tawuran yang mengakibatkan 1 orang tewas dan rumah terbakar. Dua pelaku masing-masing terlibat dalam kasus penembakan yang menewaskan 1 orang dan kasus pembakaran rumah saat tawuran pecah.
Selain itu, polisi saat ini tengah memburu 10 orang pelaku yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Plh Kapolrestabes Makassar Kombes Muhammad Ridwan menegaskan pihaknya tidak akan memberi ruang bagi para pelaku kejahatan tersebut.
"10 DPO ini adalah pelaku tawuran, baik itu menggunakan busur maupun yang melakukan pembakaran (rumah). Jadi, data-datanya sudah ada, tinggal kita mencari," ujar Ridwan kepada wartawan, Kamis (20/11).
Teranyar, seorang remaja berinisial MH (16) tewas diduga ditembak orang tak dikenal (OTK) saat melintas di Jalan Tinumbu, Makassar, Jumat (21/11) dini hari. Polisi kini menyelidiki dugaan penembakan yang menewaskan korban tersebut.
(sar/sar)











































